GridOto.com - Bikin knalpot racing buat motor enggak bisa asal.
Sebab, bukan cuma berhubungan dengan suara, knalpot racing juga berkaitan langsung dengan performa mesin.
Jika mau bikin knalpot racing catat beberapa hal penting ini.
Perhatikan Diameter Leher Knalpot
"Leher knalpot dengan diameter besar belum tentu bagus buat performa dan suara," ucap Puas Yulias Setiawan, Bos Wawan Racing Concept (WRC) kepada GridOto.com di Jalan Tole Iskandar, Depok, Jawa Barat.
(BACA JUGA: Meski Gagal Finish di MotoGP Valencia, Fraco Morbidelli Raih Gelar Rookie of the Year)
Pembuatan leher knalpot racing menyesuiakan dengan kebutuhan.
"Makanya harus menyesuaikan dengan kondisi klep dan diameter seher," lanjut pria yang akrab disapa Wawan WRC.
"Misalnya kalau buat harian atau turing, diameter leher knalpot enggak usah gede-gede," sahutnya lagi.
Biasanya pria asal Purbalingga ini membuat diameter leher knalpot enggak lebih dari 5 mm dari diameter standar.
(BACA JUGA: Klasemen Akhir MotoGP 2018: Meski Nyungsep, Muka Valentino Rossi Terselamatkan)
"Misalnya Honda Sonic 150R itu pakai diameter leher knalpot luar dari 26 sampai 28 mm mengikuti kondisi klep dan sehernya," jawab Wawan.
Perhatikan Panjang Leher Knalpot
Kemudian panjang atau pendeknya leher knalpot racing juga mempengaruhi karakteristik mesin motor.
"Kalau lehernya terlalu panjang berarti putaran mesin bagian atas juga panjang," sahut Wawan WRC.
(BACA JUGA: Valencia Jadi Saksi Red Bull KTM Cetak Sejarah di MotoGP)
"Kalau buat harian enggak terlalu enak, kecuali buat road race atau drag race di sirkuit yang panjang juga ya," jawabnya lagi.
Maklum karena kondisi jalanan Ibukota memang enggak cocok dengan nafas atas yang panjang.
Soalnya baru jalan sedikit saja sudah kena macet.
"Paling enak panjang leher knalpot standar saja, tapi lehernya saya buat lurus, biar pembuangannya makin lancar," sahutnya lagi.
(BACA JUGA: Begini Komentar Heboh 3 Peraih Podium MotoGP Valencia)
Pilih Bahan Yang Bagus
Menurut Wawan WRC penggunaan bahan sebenarnya enggak mempengaruhi performa secara besar untuk penggunaan harian.
"Kalau buat harian saja sih enggak begitu terasa antara yang stainless steel dengan plat besi. Kecuali buat drag race atau road race ya," sahut Wawan.
"Pakai stainless steel saja juga cukup, perawatannya mudah, minim karat dan murah," pungkasnya.
(BACA JUGA : Begini Proses Pembuatan Knalpot M'berrr yang Unik)
Apalagi di musim penghujan saat ini, menurut Wawan WRC knalpot Stainless Steel bisa diandalkan.
Tetapi kalau buat balap bisa intip knalpot berbahan titanium.
Selain lebih cepat dalam melepas panas, bahan titanium sangat ringan yang babagus buat memangkas bobot motor.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR