GridOto.com - Ducati adalah produsen yang mempopulerkan sistem kopling kering di motor.
Sistem kopling kering punya keuntungan dari nihilnya fluid drag yang menghantui sistem kopling basah.
Tanpa fluid drag, mesin bisa lebih enteng dalam bergasing.
Tapi motor kopling kering juga punya "kelemahan", dari segi suara yang dihasilkan.
Gemeratak kasar, kayak bunyi rantai keteng kendur tapi terdengar di area bak kopling.
Memang sih kasar, tapi suara kopling kering itu juga jadi ciri khas Ducati. Ya mirip kayak suara gemuruh yang jadi ciri khas Harley-Davidson.
Lantas, apa tanggapan pemilik Ducati mengenai suara kasar dari sistem kopling kering tersebut?
"Enggak masalah, enak juga kok didengar suaranya," ujar Heru, Heru Prakoso selaku Ketua Ducati Desmo Owners Club Indonesia (DDOCI) kepada GridOto.com, Minggu (18/11/2018).
(BACA JUGA: Intip Pajak Moge Ducati di Indonesia, Lebih Mahal dari Toyota Avanza Sob)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bakhtiar Rakhman, selaku anggota senior dari komunitas pemilik Ducati tersebut.
Menurutnya, suara kasar yang dihasilkan menjadi ciri khas tersendiri.
"Buat kami yang suka malah suara seperti itu ngangenin, kayak motor rusak gitu ya," ucap Bakhtiar saat ditemui GridOto.com di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
"Bahkan kalau sudah lama enggak mendengar suara yang dihasilkan kopling kering itu biasanya kita cari lagi," tambah pria yang sudah memiliki motor Ducati sejak tahun 2003.
(BACA JUGA: Berita Foto: Keseruan Movieride Bersama Komunitas Ducati dan Sony Pictures)
Ducati produksi tahun 2007 ke bawah, jadi yang paling banyak pakai kopling kering.
Sebut saja Ducati SuperSport 900, Ducati MS2R1000, Ducati Monster 900
Tapi saat ini Ducati sudah mulai meninggalkan sistem kopling kering, dan beralih menggunakan koling basah.
Soalnya sejak tahun 2007, Ducati telah menggembangkan sistem kopling basah yang diberi nama Adler Power Torque Plate Clutch (APTC).
Ada juga motor Ducati baru yang menggunakan kopling kering, biasanya dibuat untuk orientasi balap dan kecepatan.
Contohnya Ducati Panigale V4 R yang belum lama diluncurkan di Milan, Italia.
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
KOMENTAR