GridOto.com - Saat kini beberapa model moge Ducati memang sudah mengadopsi kopling basah.
Tapi model-model lawasnya masih ada yang menggunakan kopling kering.
Seperti Ducati Monster 900, Ducati MS2R1000, Ducati SuperSport 900 dan masih banyak lagi!
Rata-rata moge Ducati yang pakai kopling kering diproduksi di bawah tahun 2007.
(BACA JUGA: Tahu Honda NSF100? Motor Sport Khusus Buat Anak-anak Nih)
Soalnya sejak tahun 2007, Ducati telah menggembangkan sistem kopling basah yang diberi nama Adler Power Torque Plate Clutch (APTC).
Ada juga motor Ducati baru yang menggunakan kopling kering.
Biasanya dibuat untuk orientasi balap dan kecepatan.
seperti Ducati Panigale V4 R yang belum lama dilaunching di Milan, Italia.
(BACA JUGA: Headlamp Motor Custom Presiden Jokowi Mati, Begini Kata Sang Builder)
Nah, yang jadi pertanyaan susah enggak sih merawat kopling kering Ducati?
"Untuk perawatan pada dasarnya hanya membersihkan debu-debu sisa kampas koplingnya," buka Rahadi Wibowo, Manajer Workshop Ducati Indonesia kepada GridOto.com di Kemang, Jakarta Selatan.
Sebenarnya prinsip membersihkannya hampir mirip dengan kampas ganda yang ada di motor matik.
"Iya dibuka covernya, pasti ada sisa-sisa debu kampas koplingnya? itu kami bersihkan," ujar Rahadi Wibowo.
(BACA JUGA: Pilih Radiator Coolant, Begini Tips Bos Prestone!)
"Kami sarankan untuk dibersihkan setiap 10 ribu km pemakaian," ujar pria berkacamata ini.
Bedanya dengan di sistem kampas ganda di motor motor matik, kampas kopling punya Ducati bisa terkena air.
"Enggak masalah kena air, asal jangan kena oli nanti jadi licin," tambahnya.
Oya, karena kampas kering Ducati tanpa pelumasan dari oli, material yang digunakan juga enggak sembarang.
(BACA JUGA: Top Speed Unggul Motor MotoGP, Kok Lap Time Mobil F1 Lebih Bagus?)
"Bahannya dari Ceramic, kelebihannya kampas koplingnya lebih gigit dari yang berbahan Kevlar atau Sinter sekalipun," pungkasnya.
Kekurangannya sudah pasti mesin jadi berisik dan juga debu dari kampas kopling enggak ramah untuk pernapasan.
Tapi sebanding dengan kemampuan yang didapatkan.
(BACA JUGA: Ternyata Ini 'Tulang Punggung' Royal Enfield di Indonesia)
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR