GridOto.com-Kalau bicara mobil ramah lingkungan di Indonesia, ada 3 opsi yang bisa Anda pilih, yaitu hybrid, Plug-in Hybrid (PHEV), dan Electric Vehicle (EV) alias mobil listrik.
Apa sih perbedaan mobil hybrid, Plug-in Hybrid, dan Electric Vehicle?
Yuk simak penjelasan GridOto.com mengenai perbedaan mobil hybrid, Plug-in Hybrid, dan Electric Vehicle ini.
(BACA JUGA: Toyota Resmi Merilis Camry Generasi Anyar, Ada Versi Hybrid-nya Bro)
Hybrid
Kalau mobil hybrid itu memiliki 2 buah mesin, yaitu mesin bakar dan motor listrik.
Kedua mesin ini bekerja sama untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar terbaik.
Bahkan ada beberapa kondisi dimana mesin bensin mati dan hanya mengandalkan listrik dari baterai.
Baterai di mobil listrik diisi dengan menangkap energi kinetik dari proses pengereman dan pasokan listrik langsung mesin bakar.
Untuk saat ini di Indonesia mobil hybrid yang paling praktis dipakai.
Anda tinggal isi bensin sesuai spesifikasi saja tanpa perlu mengkhawatirkan proses charging listrik seperti di mobil PHEV dan EV.
Contoh mobil hybrid yang beredar di Indonesia adalah Toyota Camry Hybrid, Toyota Alphard Hybrid, dan Toyota Prius Hybrid.
(BACA JUGA: Mengenal Teknologi Plug-in Hybrid di Mercedes-Benz E 350 e)
Plug-in Hybrid (PHEV)
Ini sebenarnya mobil hybrid karena punya 2 mesin (bensin dan motor listrik).
Perbedaannya adalah PHEV itu lebih canggih dari hybrid karena baterainya bisa diisi melalui sumber listrik eksternal seperti listrik di rumah dan kantor.
Mobil PHEV ini bisa berjalan dalam mode EV (Electric Vehicle) dengan jarak 12-150 km, tergantung jenis mobil dan lalu lintas yang dilewati.
Ketika baterai habis yang akan gantian bekerja adalah mesin bensin.
Contoh mobil PHEV yang dijual di Indonesia adalah BMW i8, BMW i3, dan Mercedes-Benz E 350 e.
Pabrikan lain sebenarnya juga sudah punya mobil PHEV, tapi statusnya masih "riset buat pasar Indonesia" seperti Toyota Prius PHV dan Mitsubishi Outlander PHEV.
(BACA JUGA: Ini Sensasi Menggunakan Mobil Listrik Menurut Ketua DPR RI)
Electric Vehicle (EV)
Sesuai dengan namanya, mobil ini berjalan hanya dengan motor listrik.
Enggak ada mesin bakar sebagai cadangan sumber tenaga.
Untuk pengisian baterainya bisa diisi menggunakan sumber listrik eksternal dan dari mengumpulkan energi kinetik saat pengereman.
Belum ada pabrikan mobil di Indonesia yang secara resmi menjual mobil listrik.
Cuma ada importir umum yang berani menjual Tesla di sini, itu juga jumlah unit yang dijual tidak banyak.
Mobil listrik di Indonesia saat ini kebanyakan cuma menjadi pajangan di pameran otomotif sebagai bukti pencapaian teknologi pabrikan mobil.
Selain itu, mobil listrik membutuhkan infrastruktur jaringan stasiun pengisian listrik (EV charging station).
Infrastruktur stasiun pengisian listrik ini belum dimiliki Indonesia.
Beda dengan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang yang sudah memiliki banyak stasiun pengisian listrik untuk mobil listrik .
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR