GridOto.com - Pasar sepeda motor di Eropa lebih banyak menjual motor berkapasitas mesin besar.
Berbeda dengan market di Asia, khususnya di Indonesia yang lebih banyak menjual motor ber-cc kecil.
Hal ini diungkap oleh Minoru Morimoto, Presiden Direktur PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), kepada GridOto.com (26/10/2018).
"Seperti 1.000 cc, oh ya 600 cc itu termasuk motor cc kecil.
Sementara R3 atau R25 itu merupakan motor pemula, dan motor-motor 125 cc merupakan motor untuk penggunaan sehari-hari," katanya.
(BACA JUGA: Ramai Soal Tol Suramadu Gratis, Jasa Marga Angkat Bicara)
Menurutnya, ciri khas pasar Eropa ini bisa dibilang sama dengan di Jepang maupun juga di Amerika.
Sementara jika dibandingkan dengan Indonesia, mayoritas penjualan adalah motor berkapasitas 125 cc.
"Kelas 150 cc sedang berkembang jadi lebih besar, dan kelas 250 cc jadi kelas tertinggi," terangnya.
"Hal ini bisa terjadi karena perbedaan sistem pajak dan sebagainya, jadi inilah perbedaan besarnya," ujar Morimoto di kantor YIMM, Jakarta Timur.
(BACA JUGA: Mantap! Sekuter Listrik Gesits Ogah Dijadikan Alat Politik)
Morimoto berujar, dengan meningkatnya penjualan motor berkapasitas 150 cc hingga 250 cc, bukan tak mungkin pasar sepeda motor Indonesia akan berkiblat Eropa.
Namun untuk mencapai rencana itu, Morimoto meyakini ada syarat yang harus ditempuh.
"Pertama pajak impor dan barang mewah yang terlalu besar harus ditekan. Kemudian motor ber cc besar belum bisa untuk melewati jalan bebas hambatan atau Jalan Tol," terangnya.
Dengan memberikan peluang kepada motor untuk boleh melewati jalan tol, secara langsung akan mengubah pasar sepeda motor di Indonesia.
"Kami harap AISI bisa memberikan pengecualian, bagaimana jika motor yang berkapasitas 250 cc ke atas diperbolehkan lewat jalan Tol," imbuh Morimoto.
"Kami ingin membuat sedikit perubahan. Sebab dengan diperbolehkannya motor lewat jalan Tol, secara langsung dapat mengubah market sepeda motor di negara ini," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR