GridOto.com – Di motor injeksi, seluruh sistem kelistrikan dan pengapian dikendalikan oleh Electronic Control Unit (ECU).
Berdasarkan kategorinya, sistem di motor injeksi terbagi menjadi dua macam, yaitu open loop dan close loop.
Lalu apa maksud dari open loop dan close loop itu?
“Kuncinya ada pada O2 sensor. ECU pada injeksi close loop menerima input dari sensor tersebut. Sedangkan open loop tidak,” ungkap Harel Rahman, distributor produk Speedsparks kepada GridOto.com di Bekasi, Jawa Barat.
(BACA JUGA: Otoseken: Oli & Air Radiator Motor Bekas Dikuras Aja, Bro!)
Simpelnya, kalau motor kalian memiliki 02 sensor berarti masuk kategori close loop.
Jika tidak memiliki 02 sensor berarti masuk dalam kategori open loop.
Sistem open loop umumnya ditemui pada era awal motor injeksi di Indonesia, contohnya di Yamaha Vixion dan Honda CB150R generasi pertama.
Karena tuntutan standar emisi agar lebih ramah lingkungan, motor injeksi saat ini biasanya sudah menganut close loop.
(BACA JUGA: Pilihan Apparel untuk Naik Motor, Keren dan Nyaman)
Kelebihannya, sistem close loop bisa mengatur secara otomatis rasio udara-bbm sesuai dengan angka yang diset pabrikan.
Sebab, 02 sensor akan memberikan input langsung ke ECU tentang hasil pembakaran.
Jika terdeteksi terlalu banyak udara, maka ECU akan memerintahkan injektor menyemprot bensin lebih banyak, begitupun sebaliknya.
(BACA JUGA: Bikin Hasil Cat Semprot Kaleng di Bodi Motor Kayak Hasil Cat Pabrikan )
Ini yang membuat hasil pembakaran sistem injeksi model close loop bisa lebih sempurna dan ramah lingkungan.
Berbeda dari sistem close loop, sistem injeksi open loop tidak mendapatkan input pembakaran langsung dari O2 sensor.
Alasannya jelas, karena tidak ada modul O2 sensor di sistem injeksi open loop.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR