GridOto.com - Fenomena kemacetan di jalan bukan suatu hal yang asing bagi masyarakat Indonesia, umumnya yang tinggal di daerah perkotaan.
Tentunya hal itu menimbulkan banyak sekali kerugian yang diterima masyarakat.
Djoko Setijowarno, selaku Pengamat Transportasi mengatakan, minimal ada 3 komponen kerugian imbas dari kemacetan tersebut.
"Yang jelas penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jadi lebih boros, nilai waktu dia, dan polusi udara," ujar pria yang juga merupakan Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata, Semarang ini saat dihubungi GridOto.com, Selasa (23/10/2018).
(BACA JUGA: 'Kawasan Pemukiman' Dinilai Sumber dari Kemacetan, Kok Bisa?)
Djoko menambahkan, perlu dilakukan pembenahan untuk mengatasi masalah tersebut.
Yakni dengan strategi mendorong (push) dan menarik (pull) yang dapat dilakukan untuk setiap kota, terutama di kota Metropolitan seperti Ibu Kota Jakarta.
Dari kedua strategi itu, ada 11 langkah penataan yang bisa jadi solusi untuk masalah transportasi.
Nah, berikut langkah-langkah yang Djoko bagikan kepada GridOto.com.
1. Langkah Penataan Push Strategies
- Pemberlakuan Congested atau Road Pricing (bisa dengan ERP dan e-Enforcement).
- Pembatasan kendaraan bermotor (traffic restraint).
- High Occupancy Vehicle lane (HOV) lane (3 in 1).
- Pembatasan parkir on street.
(BACA JUGA: Terjebak Kemacetan? Simak Nih Cara Jitu Kurangi Stres di Mobil)
2. Langkah Penataan Pull Strategies
- Optimalisasi angkutan rel.
- Integrasi antarmoda angkutan umum (fisik, tiket, dan jadwal).
- Restrukturisasi angkutan bus kecil yang tidak efisien.
- Membangun Mass Rapid Transit (MRT) atau Bus Rapid Transit (BRT).
- Penyediaan lahan park & ride.
- Peningkatan kualitas, revitalisasi, dan perluasan pedestrianisasi.
- Penertiban angkutan liar.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR