GridOto.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong para produsen otomotif di Indonesia untuk mengembangkan kendaraan listrik di tanah air.
Hal tersebut, untuk mewujudkan pengurangan emisi karbon di Indonesia, sesuai dengan road map industri otomotif yang beberapa waktu lalu digalakkan pemerintah.
Belakangan ini, Kemenperin berupaya menggandeng beberapa para pelaku industri untuk mengembangkan baterai nikel kobalt di Indonesia.
Hal tersebut dilakukan, dengan alasan baterai nikel kobalt lebih mudah untuk didaur ulang ketimbang baterai lithium.
(BACA JUGA: Kemenperin Terus Dorong Industri Kendaraan Listrik)
"Bagaimana kita mendaur ulang, karena kalau (menggunakan) lithium juga saya sudah bicarakan dengan pabrikan otomotif, mereka masih ada rintangan untuk (proses) daur ulang itu," ucap Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto di Bali beberapa waktu lalu.
"Tapi kalau Nikel, saya rasa bisa di-recycle dengan lebih baik," kata Harjanto.
Langkah ini dilakukan agar masalah limbah industri otomotif di Indonesia bisa teratasi, baik yang berupa limbah pembakaran (emisi gas buang), maupun limbah baterai.
"Karena kita gak mau menyelesaikan masalah emisi, tapi kita menciptakan waste di tempat lain yang berupa baterai kendaraan listrik. Ini juga yang harus kita selesaikan," kata Harjanto.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR