GridOto.com - Untuk menjadi pembalap profesional, memiliki skill saja tidak cukup.
Namun, mental juga harus diasah agar tahan banting di dunia balap.
Seperti yang diungkapkan Thomas Wijaya, Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) beberapa waktu lalu di event ARRC, di Sentul.
Untuk itu, Astra Honda Racing Team mempunyai instruktur untuk melatih mental pembalap didikan Honda.
(BACA JUGA: Apa Kata Pembalap ARRC Mengenai Aspal Baru Sirkuit Sentul? )
"Mental itu kan lebih banyak ditularkan denga sharing experience, apalagi Fadli kemaren luar biasa menang di Asian Para Games," ujar Thomas kepada GridOto.com.
"Nah itu menjadi inspirasi dan motivasi buat pembala muda, jadi mereka berpikir saya yang muda harusnya bisa lebih agresif dibanding Fadli," sambungnya.
Thomas pun mengatakan, pembalap Indonesia harus agresif, agar bisa bersaing dengan pembalap dari negara lainnya, seperti Jepang dan Thailand.
"Biasa budaya kita kan agak kalem, agak ngalah, nah ini kan enggak bisa kayak gitu, musti agresif, saat jatuh harus cepat-cepat bangun," ungkapnya.
(BACA JUGA: Segini Harga Helm Kru Astra Honda Racing Team yang Digunakan di ARRC )
Ia pun menceritakan, jika di Eropa mental para pembalapnya sudah dilatih sejak usia 3-5 tahun.
"Dari umur 3 hingga 5 tahun mereka sudah masuk ke latihan-latihan seperti cross, trail ataupun racing-racing street, nah mentalnya juga udah sangat berbeda," jelasnya.
"Bahkan di Eropa, pembalap itu hidup matinya di sana, ibaratnya kalau udah enggak berhasil di balap ya udah gak jadi orang, jadi itu mentalnya luar biasa digembleng," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR