Brandstory – Pengemudi yang kurang kompeten dan angkutan yang kelebihan beban, masih jadi faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan pada kendaraan umum.
Sebagai pemangku kebijakan, Kementerian Perhubungan, melakukan sejumlah solusi terkait hal ini.
Salah satunya dengan menindak tegas kendaraan Over Dimensi dan Over Load (ODOL).
Mohamad Risal Wasal, Direktur Pembinaan Keselamatan Perhubungan Darat Kemenhub, mengatakan jika mengangkut muatan lebih dari daya dukung kendaraan maupun daya dukung jalan bisa berisiko terhadap diri sendiri maupun orang lain.
(BACA JUGA: Salah Isi Bahan Bakar? Ini yang Perlu Dilakukan Pengendara)
“Sejak diterapkan dari 1 Agustus 2018 sampai sekarang ini sudah ada penurunan pelanggaran yang cukup signifikan,” ujarnya kepada GridOto.com (25/9/2018).
Menurut Risal, sejumlah operator kendaraan bahkan mulai berinisiatif mengganti kendaraan sesuai dengan kebutuhan.
“Yang tadinya pakai truk kecil, sekarang pakai truk gede. Yang tadinya pakai 2 as roda, sekarang pakai 3 as roda,” sebutnya.
“Targetnya bukan seberapa sering inspeksi kami, tapi bagaimana mereka (pengemudi) bisa sadar,” lanjut Risal.
(BACA JUGA: Video Fitur Unik Wuling Cortez yang Tidak Dimiliki Rivalnya)
Di samping itu, Kemenhub juga melakukan antisipasi dengan melaksanakan acara Abdi Yasa Teladan 2018.
Ajang tahunan ini digelar oleh Kemenhub untuk menciptakan kesadaran bagi para pengemudi angkutan umum tentang pentingnya keselamatan berkendara.
Risal berujar, peserta pemilihan Abdi Yasa Teladan ini adalah seluruh pengemudi angkutan umum, untuk orang dan barang.
“Mulai dari AKAP, AKDP, AJAP, BRT, Pemadu Moda, Angkutan Kota, Angkutan Pedesaan, Taksi, Travel, dan Pariwisata,” jelasnya.
(BACA JUGA: Asosiasi Pengusaha Truk Dukung Integrasi Tol JORR)
Acara yang sudah dimulai sejak 24 hingga 28 September 2018 ini berhasil mengumpulkan sebanyak 56 pengemudi terbaik yang berasa dari 26 provinsi, dari 34 provinsi yang ada.
“Kalau dulu namanya Pemilihan Awak Akademi Teladan, sekarang menjadi Abdi Yasa Teladan,” imbuh Risal.
Ia pun mengatakan, Abdi Yasa Teladan memiliki arti sebagai orang yang bekerja dengan semangat, dengan ketegasan, dan bisa melayani dengan baik.
Selain itu, acara seperti ini dilakukan untuk menempatkan profesi awak kendaraan angkutan umum bisa sejajar dengan profesi lainnya.
(BACA JUGA: Video Detik-detik Pelaku Pungli Kepada Sopir Truk di Bekasi Tertangkap)
“Caranya dengan memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berperan dalam meningkatkan keselamatan dan pelayanan jasa angkutan umum di jalan,” ujar Risal.
“Penghargaan tersebut dapat memberikan kebanggaan pada profesi pengemudi, karena pengemudi itu pekerjaan amanah yang menolong banyak orang,” tambahnya.
Sementara itu Muhammad Ikhsan (32 tahun), dari PT Aroma Cempaka Taksi sebagai wakil dari Jambi, berujar jika Abdi Yasa Teladan 2018 memberikan banyak pelajaran untuknya.
“Seleksi selain tes tertulis, wawancara, juga ada pelatihan sikap dan mental, serta cara kita bersosialisasi dengan rekan-rekan yang lain,” katanya.
(BACA JUGA: Bedah Sisi Otomotif Bayu Oktara: Pas Muda Hobi Drag Race, Sekarang Ngidam Range Rover Evoque)
Para peserta juga mendapat tes lewat simulator dan praktik langsung di lapangan yang dipandu oleh instruktur berpengalaman dari Indonesia Defensive Driving Center.
Selain pelatihan, finalis Abdi Yasa Teladan 2018 juga diajak berkunjung ke kantor Mercedes-Benz Indonesia, Jasa Raharja, hingga kantor UPPB Kabupaten Bogor.
“Setiap peserta di sini saya yakin punya target untuk menjadi juara, tapi pastinya target tersebut harus bisa ditularkan ke masing-masing daerah juga,” ucap Ikhsan.
“Lewat Abdi Yasa Teladan Tahun 2018, semoga pemerintah bisa terus memperhatikan profesi pengemudi agar dapat memberikan pelayanan yang prima,” tutupnya.
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
KOMENTAR