GridOto.com – Balap Pocket Bike tengah disiapkan agar menjadi penyambung antara MiniGP dengan kelas Sport.
Eventnya pun sudah berhasil dilakukan dan dimasukkan dalam balap Indoclub yang digarap oleh beberapa komunitas balap.
“Kurang lebih balap Indoclub ada 4 seri. Pertama di Sentul, kemudian Semarang juga pernah,” kata Asep Yusuf Hendra Permana alias Asep Hendro, Owner Produk Aftermarket AHRS, sekaligus dedengkot balap motor Tanah Air.
“Besok di Subang nih tanggal 22 September 2018, nanti Final di Sentul lagi,” lanjutnya saat ditemui GridOto.com di kantor AHRS, Depok, Jawa Barat (17/9/2018).
(BACA JUGA: Waduh, Tim Yamaha MotoGP Curiga kepada Sisa Karet Ban Moto3 dan Moto2?)
Asep berujar, balap Pocket Bike penting sebagai penjenjangan karir sebelum masuk ke kelas Sport.
“Ini kan pakai mesin 2-tak juga biar pembalap bisa menguasai motor. Bisa belajar handling motor sport seperti apa. Biar enggak balik lagi ke bebek lah, masa bebek melulu,” terangnya.
Wah Pocket Bike pakai mesin 2-tak nih, kira-kira seperti apa ya spesifikasinya?
“Kemarin basic mesinnya masih pakai punya Ninja 150 2-tak. Sasisnya bikin sendiri, sudah bagus juga," ujarnya.
Desain hampir sama kayak punya Moriwaki, cuma memang lebih kecil dan lebih pendek, karena pelek ukuran 14 inci,” lanjut Asep.
(BACA JUGA: Biar Penjenjangan Lebih Terarah, Mantan Pembalap Senior Bikin Kelas Baru di Antara MiniGP dan Sport)
Bicara mesin Ninja 150, spesifikasi mesin ini terbilang disukai anak-anak balap.
Dalam kondisi standar, tenaga mesinnya mencapai 30,1 dk pada 10.500 rpm dan torsi 21,6 Nm pada 9.000 rpm.
Menurut Asep, mesin Ninja 150 juga mudah dioprek dan spare part-nya masih melimpah.
Paling penting, biaya membangun mesinnya lebih murah jika dibandingkan dengan pengembangan mesin balap 4-tak injeksi.
(BACA JUGA: Selamat! Jeffrey Herlings Juara Dunia Motocross MXGP 2018)
“Sekarang basic mesin memang masih pakai punya Ninja, tapi saya sama teman-teman juga ada rencana untuk buat mesin sendiri,” imbuh Asep.
“Basic tetap 150 cc, tapi enggak usah pusing. Sekarang kan kita sudah bisa produksi, misal karter mesin bikin di mana, ratio dan kopling bikin sama siapa. Jadi semua dirakit sini,” tambahnya.
Selain mesin, suspensi hingga ban diharapkan juga bisa disesuaikan dengan menggandeng pihak-pihak yang berkompeten.
Misalnya untuk suspensi, Asep berniat melakukan kerja sama dengan Kayaba atau Showa.
Sementara bannya pakai dari merek IRC atau FDR, namun Asep memberi syarat harus sesuai dengan spek racing.
“Jadi setelah produksi tuh benar-benar ready buat balap, kalau sekarang gini kan masih prototype,” tutupnya.
Wuih keren nih Pocket Bike kalau speknya pakai mesin 2-tak dan punya desain mirip Moriwaki yang dipakai di kelas Moto3.
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
KOMENTAR