Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Blak-blakan Asep Hendro: Penjualan Knalpot Nyungsep, Regulasi Jadi Kambing Hitam?

Dio Dananjaya - Senin, 17 September 2018 | 21:05 WIB
Knalpot Racing AHRS masih punya pasar tersendiri
Salim / GridOto.com
Knalpot Racing AHRS masih punya pasar tersendiri

 

GridOto.com - Komponen knalpot sempat jadi primadona bisnis AHRS.

Di masa jayanya sekitar tahun 2000 hingga 2010, penjualan knalpot berlabel AHRS bisa mencapai 15.000 buah per bulan.

Seiring waktu berjalan makin banyak merek yang membuat knalpot, membuat persaingan menjadi cukup sengit.

Selain itu, regulasi yang ada dianggap tidak berpihak kepada produsen knalpot.

Meski begitu, Asep Yusuf Hendra Permana, Owner brand AHRS, mengakui jika permintaan akan knalpot racing kini menurun.

(BACA JUGA: Blak-blakan Asep Hendro: Begini Kabar Bos AHRS Setelah Lama Tak Muncul)

"Nyungsep! Lihat saja toko di depan sepi, sudah pada kosong," ujarnya saat ditemui GridOto com di kantornya di Jalan Tole Iskandar, Depok, Jawa Barat (17/9/2018).

Menurut Asep, salah satu faktor dominan yang bikin permintaan knalpot racing menurun karena terbentur regulasi.

"Jadi aturan-aturan yang ada bisa dibilang sangat mempengaruhi penjualan knalpot, bisa ditanya ke pemain aftermarket, rata-rata pada nyungsep," terangnya.

Terutama di daerah-daerah, dimana sering terjadi razia knalpot.

(BACA JUGA: Blak-blakan Galang Hendra Pratama: Makanan Favorit yang Selalu Dibawa Ketika Balapan di Eropa)

Asep Hendro. Knalpot terhalang regulasi
Salim
Asep Hendro. Knalpot terhalang regulasi

Asep bilang, aturan tersebut membuat orang-orang enggan menggunakan knalpot racing.

"Jadi sekarang hanya untuk balap saja, kalau buat harian mah sudah enggak ada. Dijual murah juga susah," imbuhnya.

"Kami sudah bikin yang model DB Killer juga enggak jalan. Jadi karena aturan sih faktor utamanya," tambah Asep.

Menurut Asep aparat yang berwenang harus bisa membuat regulasi yang pasti soal knalpot racing.

(BACA JUGA: Blak-blakan Sebastianus Harno Budi: Cars World Siap Layani Kebutuhan Mobil Bekas)

"Polisi juga enggak mengukur berapa desibel motor-motor yang ditilang, yang penting modelnya knalpot racing, padahal suaranya halus tetap kena tilang," jelasnya.

"Nah itu kan juga salah sebenarnya, makanya bikin usaha knalpot racing pada mati," tutup Asep.

Editor : Hendra

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

YANG LAINNYA

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa