GridOto.com - Kondisi nilai tukar rupiah dengan dolar Amerika Serikat belakangan ini juga berdampak pada dunia otomotif.
Banyak yang beranggapan bahwa langkah pemegang merek menaikkan harga dikaitkan dengan kondisi rupiah saat ini.
Tapi tak semuanya menjadikan pelemahan rupiah sebagai alasannya.
PT Toyota Astra Motor (TAM), melalui Public Relation Managernya, Rouli Sijabat membantah nilai rupiah berpengaruh ke kenaikan produk-produk otomotif Indonesia.
(BACA JUGA: Interior Honda Accord Maestro Wagon Ini Rapi Banget, Ada Aksesori Langka Juga!)
Rouli mengatakan bahwa Toyota menaikkan harga karena alasan lain yang lebih masuk.
"Harga kondisinya saat ini masih kita tahan, belum ada kenaikan, kalau waktunya naik maka akan dinaikkan, pastinya bukan karena nilai tukar rupiah," ujar Rouli Sijabat seperti dikutip GridOto.com dari Kompas.com.
Rouli mencontohkannya dengan salah satu produknya, Toyota Kijang Innova.
Innova mengalami kenaikan harga Rp 3 juta sampai Rp 5 juta dan itu dikarenakan adanya penambahan fitur yang dilakukan di semua tipe.
(BACA JUGA: Belum Banyak yang Tahu, Ini Rumus Untuk Menghitung Camel Power alias Daya Unta di Kendaraan!)
Ada penambahan audio di baris kedua dan disematkan pada Toyota Kijang Innova Venturer dan model Q sebagai model teratas.
Hal itu membuat model-model di bawahnya ikut mendapat penyesuaian mengikuti tipe di atasnya.
"Kemarin antara Juli-Agustus, dan memang saat kebetulan dolar Amerika Serikat naik, tapi tak berhubungan dengan itu," tambah Rouli.
Rouli sendiri mengatakan perubahan harga sudah dilakukan Toyota pada awal tahun dan pertengahan tahun 2018.
Hal itu terkait dengan pajak bea balik nama (BBN) dengan kenaikan sekitar Rp 150.000 sampai Rp 250.000.
Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Toyota Naikkan Harga Innova"
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR