GridOto.com - Setelah 10 tahun, perjalanan dari Tata Nano, mobil dengan embel-embel mobil termurah di dunia, akhirnya berakhir sudah.
Dilansir GridOto.com dari DW.com, Mobil kecil ini adalah buah dari Ratan Tata, mantan ketua dari Tata Group, India.
Ratan Tata memiliki ide untuk membuat mobil yang terjangkau saat dia melihat keluarga berisi empat orang berpergian dengan motor saat hujan.
Tata Nano pertama kali dikeluarkan pada tahun 2008 silam dan memiliki harga 100.000 rupee atau senilai Rp 20 juta dengan kurs saat ini.
(BACA JUGA: 7 Istilah Buatan Produsen Mobil yang Paling Membuat Bingung)
Murah? Memang! karena dengan harga itu bahkan lebih murah dari motor-motor berkubikasi 150 cc di Indonesia sekarang.
Selain murah, banyak penghargaan internasional sudah pernah menempel di Tata Nano, seperti penghargaan efisiensi bahan bakar, level emisi yang rendah, dan banyak lagi.
Tapi akhirnya di Juli 2018 lalu, Tata Motors mengumumkan bahwa perusahaan hanya bisa menjual 3 unit Tata Nano di bulan sebelumnya.
Hal itu karena Tata Nano menghadapi masalah serius dari penjualan mobil murah.
(BACA JUGA: Bak Film Mission Impossible, Polisi Kejar Mobil yang Nyelonong Masuk Runway, Bandara Sampai Ditutup!)
Yakni backfire! Karena kata 'murah' sendiri yang memiliki 'gambaran buruk' bagi Tata Nano.
Menjual sesuatu dengan harga murah dan menjadikannya sebagai 'unique selling point' menjadi sebuah bumerang bagi Tata Motors.
Sebenarnya tak menjadi masalah jika target pasar mereka benar bukan? Tapi sepertinya Tata Motors salah strategi dalam hal ini.
Tata Nano hanya terbatas pada pasar urban atau perkotaan untuk mobil ini, di mana masyarakatnya punya gengsi yang tinggi.
(BACA JUGA: Buat Jaga-jaga, Sebaiknya Benda Ini Ada di Mobil)
Beda cerita jika Tata Nano dikembangkan untuk pasar semi-urban atau rural area di India.
Hal ini juga disetujui oleh Mahesh Bendre, salah satu analis industri di India.
"Entah bagaimana aku merasa orang yang tepat tidak menjadi target (pasar), mobil ini hanya terbatas untuk pasar perkotaan," kata Mahesh Bendre seperti dikutip GridOto.com dari DW.com.
Bendre mengatakan jika ada modifikasi yang tepat dan menarget pasar yang tepat, mobil ini bisa melaju lagi di pasar.
(BACA JUGA: Panther Ternyata Gak Cuma Mobil Lo, Motor Juga Ada)
Sedangkan Puneet Gupta, pengamat industri kendaraan di lingkup Asia Selatan punya pendapat lain.
Gupta merasa bahwa 'brand' Tata Nano sudah tak bisa diperbaiki.
"Kupikir pola pikir masyarakat sudah berubah, mereka tak lagi menghargai segmen mobil kecil," ujar Puneet Gupta.
"Penurunan drastis dari penjualan mobil di segmen yang sama juga memperlihatkan bahwa orang-orang sudah berpindah," imbuhnya.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | dw.com |
KOMENTAR