GridOto.com - Kecelakaan parah dialami oleh pembalap Sauber, Marcus Ericsson, di FP2 F1 Italia, sirkuit Monza (31/8/2018) ada kelanjutannya.
Bukan gimana kondisi pembalapnya atau mobilnya, tapi tentang penggunaan Drag Reduction System alias DRS.
Seperti yang diketahui, alasan crash horor itu karena adanya kesalahan teknis, spoiler belakang untuk DRS terbuka terlalu lebar dan tidak bisa tertutup.
DRS OPEN!
The reason for Ericsson's big shunt ????#ItalianGP ???????? #F1 pic.twitter.com/w0GjPDf4xr
— Formula 1 (@F1) 31 Agustus 2018
Sekadar informasi, DRS biasanya hanya beroperasi pada saat balapan.
Ketika masuk zona DRS, biasanya ada bagian spoiler belakang yang terbuka, downforce bertambah dan mobil langsung bertambah cepat.
(BACA JUGA:Alasan Kenapa Kita Harus Cinta Kimi Raikkonen)
Overtaking akan terjadi lebih sering dan F1 jadi semakin seru.
Tapi, penggunaan DRS ini malah jadi perdebatan setelah kasus insiden ini.
Beberapa pembalap, misalnya saja Carlos Sainz, menentang penggunaan DRS yang cenderung berbahaya karena akselerasi besar secara tiba-tiba.
Makanya saat ini DRS sedang didiskusikan.
Di satu sisi, DRS diperlukan agar balapan seru, tapi di sisi lain ada keselamatan jika kesalahan teknis serupa terjadi.
"Kami sudah adakan pertemuan teknis di hari Rabu kemarin, kami sedang diskusikan hal itu," kata race director F1, Charlie Whiting, dikutip GridOto.com dari Planet F1.
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR