GridOto.com - Sepanjang kariernya di ajang balap Grand Prix, Valentino Rossi telah melalui 22 musim dari mulai kelas 125 cc, 250 cc, hingga GP500 sebelum akhirnya ganti nama jadi MotoGP.
Selama 22 musim itu, Valentino Rossi telah mendapatkan banyak kemenangan dan podium, hingga mengantarnya meraih sembilan gelar juara dunia, tujuh di antaranya di kelas premier.
Dari sembilan gelar itu, tentu saja semuanya sangat menyenangkan dan punya memori tersendiri.
Tapi ada beberapa yang jadi favorit bagi seorang The Doctor.
(BACA JUGA: Derita Tito Rabat, Kakinya Bengkok Seperti Huruf S Hingga Tak Bisa Tidur)
"Aku punya tiga," ungkap Rossi, dikutip GridOto.com dari Marca.com.
"Pada 2004, yang pertama bersama Yamaha," lanjut Rossi.
Pindahnya Rossi dari Honda ke Yamaha adalah tindakan dengan risiko sangat besar.
Setelah empat musim yang indah bersama Honda dengan tiga gelar juara dunia, Rossi memberanikan diri melompat ke kompetitor, Yamaha.
Tapi, tahun bersamanya bersama Yamaha malah sangat manis.
Itu karena Rossi langsung jadi juara dunia dan membungkam banyak pihak yang meremehkannya, terutama petinggi Honda yang dikabarkan kurang menghargai kemampuannya.
(BACA JUGA: Setelah Terlempar dari Kecepatan 350 Km/jam, Pembalap Ini Akan Tampil di MotoGP San Marino)
"Di 2008, karena sudah dua tahun tanpa menang dan itu menggunakan ban Bridgestone," sambung Rossi.
Rossi gagal jadi juara dunia di 2006 dan 2007.
Tahun 2006 Rossi dikalahkan oleh temannya sendiri, Nicky Hayden di balapan terakhir.
Sementara di 2007 Rossi dikalahkan oleh Casey Stoner yang sangat dominan dengan Desmosedici, dan juga Dani Pedrosa di tempat kedua.
"Lalu di 2001, karena itu adalah tahun terakhir kelas 500 dan itu sangat spesial, itu kesempatan terakhir," kata Rossi.
(BACA JUGA: Akan Ada Pabrikan Baru Sebagai Pemasok Mesin di F1 2021?)
Di 2002, mulai ada transisi pergantian dari era 2-tak ke 4-tak.
Tapi bagi Rossi, gelar 2004 di tahun pertama bersama Yamaha adalah yang terbaik di antara yang terbaik.
Jika suruh milih satu, itulah pilihan Rossi.
"Aku pilih 2004 karena tidak ada orang yang mengira aku bisa menang dengan Yamaha, aku tahu aku bisa, tapi, jujur saja, aku tak yakin di tahun pertama, kukira aku butuh beberapa tahun dulu (sebelum akhirnya bisa juara bersama Yamaha, red.)," tuntas pembalap asal Tavullia, Italia.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Marca.com |
KOMENTAR