GridOto.com - Buat kamu yang hobi touring, mungkin pernah nih merasakan naik motor dari Jakarta sampai Surabaya.
Karena jaraknya jauh, wajar saja kalau waktu tempuhnya lama.
Namun kali ini GridOto akan mengajak kamu kilas balik ke zaman kolonial, tepatnya pada tahun 1932.
Sebab pada tahun inilah rekor Jakarta Surabaya tercipta dalam waktu hanya 10 jam 1 menit saja!
(BACA JUGA: Blast From The Past! Kisah Suzuki RE5: Motor Unik yang Mesinnya Enggak Punya Piston)
Sang pemecah rekor, Gerrit de Raadt menggunakan motor Rudge Ulster.
Enggak pernah dengar mereknya? Itu karena pada tahun 1939, pabrikan motor ini beralih jadi produsen radar buat perang.
Meski enggak terkenal di zaman sekarang, jangan dianggap remeh nih motornya...
Rudge Ulster aslinya adalah motor untuk balapan.
Diproduksi pada tahun 1929 hingga 1939, Rudge Ulster memiliki mesin 500cc yang dianggap terkencang pada masanya.
Top speed yang bisa digapai mesin jadul ini hingga 90 mph yang setara dengan 140 km/jam.
Gerrit de Raadt nekat mendatangkan mesin terkencang ini karena enggak rela rekornya dipecahkan.
Memang Gerrit adalah orang pertama yang mencatatkan rekor Batavia-Soerabaija pada 7 Mei 1917 dengan waktu tempuh 24 jam 45 menit dengan sepeda motor Reading.
(BACA JUGA: Bagai Tony Stark: Kejebak di Gurun Teknisi Ini Ubah Mobilnya Jadi Motor)
Saat itu, bisa touring Batavia Soerabaija dengan sepeda motor memang menjadi sebuah prestasi yang membanggakan.
Pemegang rekor Jakarta Surabaya sering berpindah tangan karena banyak orang yang berlomba-lomba jadi yang tercepat.
Hingga akhirnya sang pionir Gerrit de Raadt dengan Rudge Ulster-nya yang resmi mengunci rekor tersebut pada 18 Agustus 1932 dengan waktu 10 jam 1 menit.
Rekor itu belum terpecahkan bahkan hingga tulisan ini ditulis oleh GridOto.com pada tahun 2018!
Cukup tahu aja sejarahnya Sob... Jangan maksa untuk memecahkan rekor Gerrit kalau melihat kondisi jalanan zaman now.
Apalagi dulu Gerrit menggunakan rute Grote Postweg yang berbeda kondisinya dengan zaman sekarang.
Kalau sekarang dari Bekasi sobat bisa lurus terus sampai Cirebon, dulu harus belok ke Bogor, Bandung, Sumedang, baru sampai Cirebon.
Selain itu, medan jalanannya juga masih hutan sehingga yang melintas disitu harus membawa seluruh logistik di motornya.
Enggak kayak sekarang tuh, banyak pom bensin dan kalau lelah bisa mampir warung kopi atau minimarket yang ada di mana-mana, hehehe...
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | The Motor Bike Book |
KOMENTAR