GridOto.com - Di ajang Suryanation Motorland Semarang lalu tampak pemandangan yang cukup aneh.
Pasalnya, jumlah kontestan di kategori cafe racer terbilang sedikit.
Namun ada yang tak boleh luput dari perhatian, sebuah cafe racer berkelir putih milik Adyana Karunya Buddhi.
Motor tersebut merupakan hasil garapan Mr. Wawan Gondrong yang bermarkas di Mijen, Semarang.
Sekilas kalau dilihat dari proporsi bodi mungkin kita bakal menyangka kalau mesinnya pasaran, seperti Yamaha Scorpio atau Honda Tiger.
(Baca juga: Deretan 3 Motor Tampan Juara Cafe Racer Yang Asli Bikin Baper!)
Eh, tapi ternyata ada chamber knalpot besar di bagian bawahnya yang pasti bikin kita salah nebak.
/photo/gridoto/2018/08/15/1307527201.jpg)
Yaps! Ternyata mesinnya pakai 2-tak, yaitu Yamaha RX-Z tahun 1994.
Si putih ini pun berhasil menyabet gelar juara ketiga pada kategori Cafe Racer under 250 cc pada gelaran Suryanation kemarin.
Karakter asli RX-Z berubah total gara-gara garapan bodi custom meliputi tangki, fairing, dan buritan monokok.
Rangka belakangnya juga direkayasa ulang untuk mendapatkan stance datar khas ergonomi cafe racer.
(Baca juga: Macho! Nih Juara Chopper/Bobber di Suryanation Semarang, Ada RX-King di Posisi Kedua)
Yang unik lagi, si putih ternyata habis kejar setoran sebelum meluncur ke ajang Suryanation Motorland.
“Motor baru siap H-1 jam sebelum acara Suryanation. Disitu banyak perjuangan dalam membangun si putih,” ujar pemilik motor saat dihubungi GridOto.
Kaki-kaki juga enggak kalah oprekannya nih, yang sukses bikin dia berdusta kalau aslinya cuma motor 2-tak lawas 135 cc.
Di bagian depan Yamaha SR400 berhasil makin memperkuat karakter motor klasik yang khas dengan tromol berukuran besar.
(Baca juga: Ini Dia Juara ‘Jagoan Garuk Tanah’ di Suryanation Motorland seri Semarang)
Sedangkan di bagian belakang ada swingarm tubular dengan bahan stainless steel yang ditopang monosok custom.
Kalau dilihat-lihat, sepertinya si builder belum sempat pasang bubble visor di fairing depan nih gara-gara ngejar ikut kontes. Hehehe
| Editor | : | Ivan Casagrande Momot |
KOMENTAR