GridOto.com - Senin (6/8) lalu Gridoto habis mampir nih ke salah satu bengkel custom kawakan dari Yogyakarta.
Namanya pasti tak asing bagi peminat motor antik ataupun motor custom, yakni Kweni 5 Chopper Sekarep.
Bengkel tersebut dulunya didirikan oleh Muhammad Nasir Farchan atau punya nama panggung Cak Ace.
Kemudian untuk saat ini lebih sering dijalankan putranya yang bernama Muhamad Rifqi Ariantono karena kesibukan Cak Ace.
Disela ke-riweuh-an menggarap sebuah ‘calon’ masterpiece anyar, GridOto iseng-iseng nih nanyain ke Rifqi soal mesin.
(Baca juga: Ceritanya Kweni 5 Lagi Bikin Salah Satu Motor Masterpiece Nih)
Khususnya soal mesin dari pabrikan Amerika dan Inggris yang biasa dipakai oleh Kweni 5 sebagai salah satu bengkel spesialis chopper.
Pertama adalah soal bentuk mesin, karena namanya juga bengkel custom, pasti lebih perhatian ke tampilan motor.
“Lebih suka mesin Inggrisan (baca: dari pabrikan Inggris), mesin kelihatan nyeni (baca: berseni),” ujar Rifqi.
“Mesin Inggris kan beda-beda, jadi harus lihat dulu dari dekat baru kelihatan pakai jenis apa,
Kalau Harley-Davidson pasti langsung gampang ketebak, jadi agak pasaran gitu rasanya,” cerita pria ramah ini.
(Baca juga: Mau Pasang Garpu Model Springer? Hati-hati Ya Guys Sama Risikonya)
Untuk tunggangannya sendiri, Rifqi menggunakan salah satu merek Inggris yang dulu terkenal di medan perang.
“Aku pakai BSA M21 tahun 1950-an. Aku malah lupa itu mesin dari tahun berapa tepatnya,
Kebetulan motor lagi ndongkrok (baca: tidak dipakai) karena masih belum sempat finishing,” cerita Rifqi.
Tapi walaupun suka sama mesin dari Inggris, dia mengakui bahwa mesin Amerika punya kelebihan lain.
“Ngurus mesin lebih enak (pabrikan) Amerika, spare part lebih banyak gampang carinya,
Dan dari dulu Harley-Davidson itu konsep mesinnya sama”, ucapnya.
Wah bisa jadi pertimbangan nih buat kamu yang ingin garap motor custom berbahan mesin besar ataupun jadul.
Data Bengkel:
Kweni 5 Chopper Sekarep
M. Rifqi Ariantono (087838787575)
Jl. Bantul Km 5, Kweni, Panggung Harjo, Sewon, Bantul, D.I. Yogyakarta
Editor | : | Ivan Casagrande Momot |
KOMENTAR