GridOto.com - Sejak MotoGP Prancis di Sirkuit Le Mans, Johann Zarco tidak bisa berbuat banyak dan terkesan loyo, lemas, tak seperti biasanya.
Satu balapan sebelum Le Mans, Zarco berhasil meraih podium (posisi kedua) tapi di Le Mans, Zarco terjatuh dan tak bisa melanjutkan balapan.
Setelah itu, di empat balapan selanjutnya, Italia, Catalunya, Belanda, Jerman, Zarco melemah.
Zarco tidak bisa kembali ke lima besar di empat balapan terakhir, capaian terbaiknya di empat balapan itu adalah posisi 7 di Catalunya.
(BACA JUGA: Akhirnya Impian Valentino Rossi Terwujud, Yamaha Bentuk Tim Khusus)
Manajer tim Monster Yamaha Tech3, Herve Poncharal, juga merasakan hal ini.
Herve Poncharal mengatakan hal seperti yang dialami Zarco ini pernah terjadi di 2017.
"Di 2017, semua bagus dan mudah sampai Le Mans, tapi dari Mugello semua menjadi lebih sulit," ujar Poncharal seperti dikutip GridOto.com dari Speedweek.com.
Salah satu hal yang menjadi penyebabnya menurut Poncharal adalah perbedaan yang diterima Tech3 dari tim satelit dari pabrikan lain.
(BACA JUGA: Valentino Rossi Punya Alasan Mengapa Dia Memecat Dua Kepala Mekaniknya)
"Mesin di tim satelit tidak bisa berevolusi," ungkap Herve Poncharal.
"Tiap pabrikan membawa update seiring berjalannya musim, tapi motor kami tidak akan mendapat pembaruan dari Qatar sampai Valencia," tambah Poncharal.
Ini dirasa Poncharal sangat menghambat kemampuan dari pembalap tim Tech3.
Terkait Zarco, Poncharal juga merasa hal ini sangat tidak adil, karena Johann Zarco berada di posisi 5 di klasemen sementara.
(BACA JUGA: Marc Marquez Mencibir Valentino Rossi Dengan Nomor Balapnya Sendiri)
"Dia tak banyak khawatir tahun lalu, karena dia masih rookie, tapi tahun ini targetnya lebih tinggi," kata Poncharal.
Meski dengan kondisi ini, Herve Poncharal masih yakin Zarco bisa kembali kompetitif.
Tech3 masih akan berjuang mencari cara untuk meningkatkan kemampuan pembalapnya di atas trek.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR