GridOto.com - Ketua Umum Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (Gatomi) Ayong Jeo, berharap ekstrakulikuler otomotif bisa menjadi salah satu kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Menurut dia, kecerdasan siswa tidak cukup bila dilatih dengan belajar teknik otomotif pada umumnya.
Kecerdasan juga bisa diasah melalui berbagai kegiatan yang masih berkaitan dengan beberapa aspek seperti aksesoris atau Audio sekalipun.
"Berbicara otomotif itu bukan hanya sekedar bahas mesin, kampas rem, stir. Dalam mobil itu kan ada namanya Audio, kaca film dan karpet. Nah disitulah para siswa sudah saatnya mempelajari," kata Ayong kepada GridOto.com.
(BACA JUGA: Blak-blakan Alexander Barus : Ada Apa di Balik 7 Tahun Garansi Sokon)
"Gatomi siap saja untuk membantu eskul yang ada di SMK, sehingga para siswa bisa praktek langsung dengan anggota Gatomi," ujarnya menambahkan.
Sehingga, lanjut dia, ketika lulus dari sekolah para siswa sudah bisa mengantongi dasar-dasar ilmu tersebut.
"Jangan sampai mereka lulus tidak menghasilkan apa-apa. Kita siap membantu dengan memberikan ide, jadi anak-anak yang lulusan SMK itu nantinya kita harapkan bisa langsung kerja turun dilapangan," ucapnya.
Bahkan ia mengaku, semua yang bekerja di Kramat Motor adalah mereka yang sudah lulus SMK.
(BACA JUGA: Blak-Blakan Eddy Saputra: Saya Malas Jual Ohlins di Indonesia )
Untuk itu, dia berharap SMK sudah saatnya mengadakan kegiatan eskul otomotif yang berbeda dari sebelum-sebelumnya.
"Jangan sampai negara lain sudah maju, kita disini masih belajar pakai besi tua dan busi, jadi menurut saya swasta harus berperan dan pemerintah harus merangkul swasta," ucapnya.
Menurut dia, Indonesia kaya potensi. Siswa-siswi di sekolah tentu memiliki multitalenta, kreatif, inovatif dan prospektif.
Anehnya sampai saat ini kekayaan itu tidak tersalurkan maksimal sehingga bangsa ini tidak pernah punya kebanggaan.
"Indonesia bilang saat ini pengganguran dan kemiskinan banyak tapi di industri kita ini sulit cari tenaga kerja yang bagus," paparnya.
"Tapi kalau anak SMK sudah lulus tenaga kerjanya semua loyo bagimana industri otomotif bisa maju di Indonesia?," tegasnya.
Secara umum, kemampuan siswa-siswa SMK itu hampir merata.
Mereka memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing sehingga perlu ada gebrakan baru.
"Jadi penunjang otomotif itu kan ada banyak, bisa dari spare part, elektronik, aksesoris bahkan oli," paparnya.
Oleh karena itulah maka sangat penting untuk diketahui oleh siswa bagaimana edukasi proses pembelajaran disekolah khususnya tentang pentingnya mempelajari teknologi terbaru.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR