GridOto.com- Pemprov DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas demi kelancaran Asian Games 2018.
Untuk menyukseskan gelaran tersebut, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengambil tindakan dengan melakukan penutupan terhadap beberapa ruas pintu Tol.
"Tiap pintu tol nanti sudah disiapkan mana saja yang akan ditutup dan dibuka, jadi nanti akan ada waktunya. Jadi kita lakukan jalur pergi sama jalur pulang," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono di Hotel Harris Tebet beberapa waktu lalu.
Menurut dia, penutupan gerbang tol tersebut hanya pada tol-tol yang dekat dengan venue perlombaan di kawasan Gelora Bung Karno atau sekitar Senayan, Velodrome di Rawamangun, Jakarta Timur dan Cibubur, Jakarta Timur.
(BACA JUGA: Geleng-geleng Kepala, Ini Nih Jadinya Lexus Dijadikan Armada untuk Angkut Jerami dan Rumput)
Penutupan pintu tol secara permanen pada pukul 06.00 sampai dengan 17.00 WIB, yaitu :
1. Ancol Barat
2. Jembatan Tiga 1
3. Angke 2
4. Tanjung Duren
5. Off Ramp RS Harapan Kita
6. Slipi 2
7. Podomoro
8. Rawamangun
9. Pedati
10. TMII
Lalu untuk penutupan pintu tol secara permanen pada pukul 12.00 sampai dengan 21.00 WIB, yakni:
1. Gedong Panjang 2
2. Jembatan Tiga 2
3. Angke 1
4. Jelambar 1
5. Slipi 1
6. Sunter
7. Jatinegara
8. Kebon Nanas
9. TMII
(BACA JUGA: Yuk Kenalan Sama Navi, Motor Sport Unik dari Honda Seharga Rp 9 Jutaan)
Penutupan tol tersebut dilakukan untuk mencapai target pergerakan para atlet yang hanya 30 menit dari wisma hingga venue olahraga sehingga tidak ada atlet yang terlambat bertanding.
Tak hanya itu, pihaknya pun akan menyediakan rute khusus untuk bus para atlet Asian Games agar dapat mencapai lokasi pertandingan dengan lancar.
"Jadi untuk di lajur khusus itu nanti akan ada di lajur satu untuk para atlet. Dan lajur khusus ini nantinya akan ada di Tol dalam kota," kata Bambang.
Bambang menegaskan penutupan pintu tol tersebut tidak dilakukan secara permanen.
Penutupan pintu tol dilakukan pada waktu-waktu tertentu, terutama saat rombongan atlet dan ofisial melintas ke venue.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR