GridOto.com - Sebagai toko pelek dan ban ternama, sempat ada anggapan kalau harga yang dipatok Permaisuri Ban mahal.
Menurut Wibowo Santosa, owner Permaisuri Ban, anggapan tersebut tidak salah.
"Kami memang mahal, tapi bukan kemahalan," ujarnya kepada GridOto.com, Sabtu (7/7/2018).
Bowo mengatakan kalau pihaknya mematok harga mahal karena tidak ingin disamakan dengan produk murahan.
(BACA JUGA: Blak-blakan Wibowo Santosa: Permaisuri Ban Buah dari Pengalaman dan Pendidikan )
Bowo berujar kalau pihaknya tak cuma jualan pelek saja, tapi menawarkan budaya modifikasi yang baik.
"Makanya slogan Permaisuri adalah Automobile Styling Culture. Yang artinya kami berbudaya dalam mendandani mobil, bukan budaya jualan pelek," kata Bowo.
"Caranya supaya berbudaya gimana? Kalau kita tahu, punya pengetahuan. Jadi kami bukan hanya jualan produk, tapi kami tahu apa yang dijual," tambahnya.
Bowo mencontohkan, bisa jadi pelek yang sama yang dijual pihaknya harganya lebih mahal dari toko lain.
"Persoalannya apakah produk yang mereka tawarkan memiliki kualitas barang sesuai dengan standarnya. Sebab, umum diketahui, saat ini banyak beredar pelek orisinal namun kondisi barang reject," jelasnya.
Tentu dengan kondisi itu, harga pelek orisinal tapi reject yang ditawarkan pesaing akan lebih murah.
"Kalau diteliti lebih dalam lagi, soal kenyamanan dan keselamatan pelek reject itu susah untuk dijamin. Misalnya, pelek yang tak bisa balans. Ujungnya keselamatan," bilang Bowo.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR