GridOto.com - Pembalap motocross yang turun di MXGP mengkritik desain sirkuit balapan motocross nasional.
Pembalap Indonesia membandingkan sirkuit MXGP yang digelar di Pangkal Pinang (1/7/2018) dan Semarang (7-8/7/2018) dengan sirkuit kejurnas motocross di Indonesia..
"Sirkuit motocross di Indonesia enggak usah banyak jumpingan. Melewati jumpingan enggak sesulit cepat saat masuk tikungan," jelas Aldi Lazaroni, pembalap motocross Indonesia yang turun di MXGP Indonesia, kepada GridOto.com kemarin di MXGP Semarang (8/7/2018).
Desain tikungan yang benar dianggap akan mudah bikin teknik balap bisa menyesuaikan standar balapan dunia.
(BACA JUGA: Harga Sokbreker Depan Pembalap Dunia Motocross MXGP Sebanding dengan Daihatsu Sigra)
"Bandingkan desain tikungan di MXGP Semarang. Mereka pembalap dunia bisa nikung kencang karena tikungannya benar. Sirkuit di balapan nasional beda jauh bentuk tikungannya," urai Farhan Hendro yang turun balap ke kelas MXGP di Indonesia.
Panjang sirkuit MXGP Semarang 1,75 km.
Lebar minimal empat meter.
Lebar sirkuit minimal 4 meter di semua belokan.
Beberapa belokan ada camber atau permukaan tanah semakin tinggi ke arah pinggir trek.
" Desain dengan tikungan seperti di sirkuit MXGP untuk di sirkuit kejurnas, pembalap Indonesia bisa menikung lebih kencang," kata Delvintor Alfarizi, pembalap muda motocross turun di MX2.
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR