GridOto.com - Enggak nyangka kalau mobil kaku macam Gran Max bisa ditekuk-tekuk laiknya Mitsubishi Pajero Sport.
Tampak mobil ini berbodi bongsor ini enteng saja dibawa terbang di sebuah area beralas tanah yang disebut sebagai lahan untuk tambak.
Roda depannya mendarat keras terlebih dulu dan mobil terus melaju.
Dalam adegan berbeda, Gran max juga dibikin sliding saat melibas tikungan.
Enggak kalah sama mobil yang beraksi di kejurnas reli atau drifting.
(BACA JUGA: Jadi Mobil Terlaris Kedua Daihatsu, Ternyata Ini Alasan Gran Max Bisa Laku Keras)
Nah, video lawas ini direpost oleh akun IG@mobilgue.
Aslinya, diposting akun IG @dickyjab.
Dalam rangka menyambut 17 Agustus kira kira 3 tahun yang lalu. Bossque @rio_sb sedang menjajal arena drift DW Bahari menggunakan Alphard andalan gue
Nah, enggak heran deh kalau Gran Max diperlakukan kayak mobil drifting.
Maklum, pembesutnya Rio SB. Dia pembalap turing, drifter yang juara nasional ITCC 1.500 dan OMR Honda Jazz.
Hidupnya emang enggak jauh dari balap mobil.
Menariknya, akun @mobilgue menyebut mobil ini dengan memberi #grandmaxdakkar
Ini momen Rio SB juara nasional ITCC Kelas 1.500 November 2016 yang dipublish Otomotifnet.com.
Rio SB berhasil menjadi juara nasional Indonesia Touring Car Championship (ITCC) kelas 1.500. Sementara Alvin Bahar tetap tak mengendorkan gas dalam Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) seri enam di sirkuit Sentul, Jabar (13/11).
Lepas dari start, Rio SB dari tim Honda Racing Indonesia berada di posisi 3 secara urutan pembalap. Namun untuk kelas yang diikuti, dirinya menjadi paling depan.
Hal ini terus berlangsung sampai lomba selesai. Sehingga dirinya menobatkan diri menjadi juara nasional kelas tersebut.
Rival terdekat Rio yang bisa mencuri gelar yakni Fitra Eri dari Honda Bandung Center. Namun, Fitra tak hadir dalam lomba kemarin. Sehingga Rio dapat melengang sempurna.
“Kalau dibilang terbantu dengan tidak adanya mas Fitra sebenarnya enggak juga. Walaupun tidak ada mas Fitra, saya tetap harus didepan dan menjaga supaya tetap finish terdepan,” ungkap Rio.
Menurutnya, dalam balap bukan perkara hanya juara nasional dan ada atau tidaknya lawan. Ada alasan tersendiri bagi Rio untuk tetap finish didepan, meski tidak ada rival.
“Pertama, saya ingin terus mengukir waktu terbaik. Mengalahkan waktu-waktu yang ada dan pernah saya catat. Tampil sempurna dalam setiap balap juga jadi tujuan,” sebutnya.
Selain Rio, Alvin juga tampil prima. Meski sudah meraih juara nasional ITCC kelas 1600 Max, tapi dirinya tetap gas pol.
“Justru ini balapan paling berat sepanjang 2016. Sudah menyandang gelar juara nasional, kalau kalah kan jadi agak aneh,” ucapnya.
Dalam balap, gelar juara nasional hanya diketahui segelintir orang. Tapi penonton lebih banyak yang tidak tahu. Jadi, menurut Alvin tetap penting untuk berada paling depan.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR