GridOto.com – Tim McLaren pernah jadi salah satu tim paling ditakuti, namun sudah enam tahun tidak bertaji, mantan direktur tekniknya pun memberi kritikan.
McLaren memiliki kejayaan di era 1970, 1980 dan 1990-an, namun kini tidak lagi bersinar.
Berkiprah di balap F1 pada 1966, tim bermarkas di Woking, Inggris ini mengoleksi 8 gelar juara dunia konstruktor.
Plus 12 juara dunia pembalap lewat 7 pembalap hebatnya, termasuk Lewis Hamilton yang terakhir juara pada 2008.
(BACA JUGA: Dapat Musibah di GP F1 Austria, Tim Mercedes Kena Penalti?)
McLaren terakhir menang pada musm balap 2012, yaitu di GP F1 Amerika Serikat lewat Lewis Hamilton.
Melihat kondisi ini, mantan direktur teknik dan desainer mobil F1 terkenal, John Barnard angkat bicara.
Ia tidak dapat menahan diri melihat tim McLaren yang akhir-akhir ini sedang berjuang.
Pria yang rancangan mobilnya telah membawa McLaren memenangkan gelar pada tahun 1980-an, blak-blakan bicara menjelang GP F1 Inggris.
"Saya pikir itu adalah masalah mendasar dari kepemimpinan teknis, karena saya pikir tidak ada apapun di sana," kata John Barnard, dikutip GridOto.com dari uk.reuters.com.
“Jika bos teknis Anda tidak baik, maka dia harus diganti,” ujarnya.
“Atau orang-orang yang mengatakannya turun peringkat harus dipindahkan,” lanjutnya.
“Ini permainan lama yang sulit. Bukan permainan yang menyenangkan. Anda harus sedikit jahat," bilang pria yang juga pernah bekerja di tim Ferrari.
(BACA JUGA: Ngeri! Ini Video yang Bikin Tim McLaren Kena Denda Rp 167 Juta di F1 Austria)
McLaren belum memenangkan balapan sejak 2012 dan berjuang dengan masalah aerodinamis yang mereka katakan tidak dapat diperbaiki di terowongan angin.
Saat ini berada di peringkat enam klasemen konstruktor dengan 44 point.
Posisinya terancam tergeser ke urutan tujuh oleh tim Force India yang sudah mengoleksi 42 point.
Kepala teknis Tim Goss, salah satu dari tiga engineer top di tim bersama dengan kepala aerodinamika Peter Prodromou dan chief engineering officer Matt Morris, digeser pada bulan April dan belum ada penggantinya.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | uk.reuters.com |
KOMENTAR