GridOto.com - Waktunya Nostalgia! Sobat GridOto yang tumbuh besar di era 1990-an bisa jadi enggak asing dengan drama komedi asal Inggris, Mr. Bean.
Aksi kocak Mr. Bean yang diperankan oleh Rowan Atkinson seringkali ditemani oleh sebuah mobil mungil berwarna hijau austin citron yang sering disangka kuning.
Banyak adegan yang melibatkan mobil ini, dari menyetir dengan naik sofa di atapnya, hingga yang bikin baper tentu saat mobil ini digilas oleh tank.
Nah buat kamu yang penasaran GridOto akan ceritakan soal mobil ini, disimak artikelnya sampai habis ya!
(BACA JUGA: Begini Cara Perpanjang Pelat Nomor Mobil, Cuma 6 Tahapan!)
Enggak cuma satu mobil yang dipakai Mr. Bean, yang pertama adalah BMC Mini MK II keluaran tahun 1969.
Mobil ini memang jarang kelihatan, sebab dipakai hanya untuk adegan tabrakan di episode pertama.
Nah mobil kedua ini yang paling sering tampil dan bikin keingetan terus.
Buat kamu yang penasaran dari dulu, mobil berwarna hijau austin citron ini (yak sekali lagi, bukan kuning) adalah British Leyland Mini 1000.
Enggak seru dong bahas mobilnya tapi enggak bahas spesifikasinya, siapa tahu ada Sobat GridOto yang betulan pengen nostalgia beneran dengan beli satu, hehehe...
British Leyland Mini 1000 adalah mobil buatan Inggris yang diproduksi dari tahun 1969 sampai tahun 2000.
Mesinnya berkubikasi 998 cc dengan konfigurasi segaris yang bisa mengeluarkan tenaga maksimum 39 dk dengan torsi maksimal 70 Nm.
Oh iya karena ukurannya yang kecil, maka tangki bensinnya juga kecil, cuma bisa menampung bensin sebanyak 25 liter saja!
Penasaran dengan harganya sekarang? GridOto sempat berselancar di beberapa website luar nih.
Paling murah, ada di angka 2.300 Poundsterling yang setara dengan Rp 43 jutaan dengan kondisi yang harus direstorasi lagi.
Sedangkan yang sudah rapi dan full restorasi, harganya bisa tembus di angka 8.000 Poundsterling yang kira-kira Rp 150 jutaan.
Murah? Tunggu dulu, kamu mesti perhitungkan juga biaya pengiriman dan pajak-pajaknya kalau mau diboyong ke Indonesia, hehehe...
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR