GridOto.com- Penyelenggaraan Asian Games 2018 dapat meniru kebijakan Pemerintah Beijing, China pada Olimpiade 2008 lalu dengan mangatur jumlah kendaraan yang masuk kota.
Hal inilah yang disampaikan Djoko Setijowarno, Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata.
"Ketika Olimpiade XXIX atau Pesta Olah Raga Dunia ke 29 di selenggarakan di Beijing (Tiongkok), telah memberikan contoh nyata keberhasilan menata transportasi kota," kata Djoko kepada GridOto.com di Jakarta, Rabu (27/6/2018).
Menurutnya, saat itu kondisi transportasi Kota Beijing banyak masalah.
(BACA JUGA: Baru 17 Hari Digunakan, Sudah Terjadi 15 Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi, Apa yang Terjadi?l
Meski sudah tersedia jaringan MRT yang termasuk terpanjang di dunia dan ratusan jaringan bus dengan jumlah armada yang ribuan jumlahnya.
Namun belum memberikan kenyamanan bertransportasi.
"Pasalnya keberadaan kendaraan pribadi yang tidak terkendali menyebabkan kemacetan dimana-mana. Polusi udara juga tinggi dampak dari asap knalpot kendaraan bermotor," paparnya.
Adanya penyelenggaraan Olimpiade XXIX, Pemerintah Kota Beijing memberlakukan kebijakan pelat nomor kendaraan ganjil genap untuk menahan laju kendaraan pribadi di jalan raya.
(BACA JUGA: Tak Pernah Turun Balapan, Ini Proyek Terlarang Yamaha Demi Kalahkan Valentino Rossi dan Honda)
Aturan ganjil genap yang dilakukan tidak seperti di Jakarta dan Jabodetabek. Kendaraan pribadi yang diijinkan lewat adalah angka terakhir plat nomor kendaraan dijumlahkan 10 baik untuk angka genap maupun ganjil.
Misalnya, untuk hari Senin berlaku nomor plat kendaraan ganjil 9 dan 1. Hari Selasa berlaku nomor genap, yaitu 8 dan 2. Hari Rabu berlaku nomor ganjil, yaitu 7 dan 3. Hari Kamis, berlaku nomor genap, yakni 6 dan 4.
Hari Jumat berlaku nomor 5 dan 0. sedangkan hari Sabtu dan Minggu tidak berlaku kebijakan ganjil genap.
Usai Olimpiade, Pemerintah Kota Beijing akan mengakhiri kebijakan ganjil genap. Namun, masyarakat sudah terlanjur dalam satu bulan merasakan manfaatnya, sehingga meminta kebijakan itu untuk dilanjutkan, tidak hanya saat Olimpiade XXIX berlangsung.
"Hingga kini kebijakan itu masih tetap berlangsung dengan dilengkapi aturan setiap tiga bulan sekali dilakukan rotasi," ucapnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR