GridOto.com - Belum lengkap rasanya, kalau mudik ke Surabaya, tidak makan rawon.
Rawon, merupakan menu wajib bagi saya selain rujak cingur, sate klopo, tahu campur dan kupang lontong Sidoarjo.
Memang ada banyak penjual rawon di sini, tapi Rawon Pucang lah yang paling 'kena' di lidah saya.
"Nanti mampir ke Rawon Pucang ya Pa", ingat Kinanti, anak saya dalam perjalanan pulang dari berkunjung saudara di Sidoarjo.
Tentu Nduk, senyum saya sambil menyetir mobil Daihatsu Great New Xenia bertipe R Sporty A/T.
(BACA JUGA: Ini 9 Tips Mengemudi Aman Saat Hujan Lebat)
Selepas bundaran Waru, saya ambil lurus saja ke arah Wonokromo, pertigaan ambil kanan ke Ngagel menyisiri sungai Kali Mas, belok kanan lagi melalui Jalan Kali Bokor 1, dan sampailah di jalan Pucang Anom.
Lokasi Rawon, tidak jauh dari pasar Pucang, tepatnya di depan toko tekstil Moro Seneng.
Seperti pedagang kaki lima lainnya, dengan menggunakan gerobak, beratap tenda biasa, tidak ada yang istimewa dari warungnya.
Menu rawon yang disajikan pun kelihatan biasa saja.
Nasi putih, kuah hitam rawon plus 4 potong daging sapi, krupuk putih, sambel cabe dan ditambah kecambah taoge.
(BACA JUGA: Marc Marquez Gunakan Motor Hitam Misterius pada Tes MotoGP di Barcelona, Prototipe Untuk Musim 2019?)
Tapi, begitu suapan pertama... Hmmm... inilah rawon selera saya.
Rasa kuah hitam dari bumbu keluwek ini terasa pas, tidak berlebihan.
Kuahnya juga tidak terlalu pekat, tidak banyak berkilau akibat lapisan minyak dari lemak daging.
Potongan daging sapi sandung lamur pun pas ukurannya, tidak terlalu besar atau kekecilan, empuk, gampang dibelah dengan sendok.
Tambah nikmat, berkat sambel cabe merah dan kecambah taogenya, sedikit berbau menyengat khas taoge.
(BACA JUGA: Siap-siap, PT ASDP Perkirakan Puncak Arus Balik di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Terjadi Besok)
Pengunjungnya rata-rata bermobil, lahan parkir cukup luas karena menggunakan pelataran toko yang sudah tutup.
Mereka rela antre untuk makan secara lesehan di teras toko walau beralaskan tikar plastik saja, sederhana sekali.
Selain rawon, tersedia menu lain nasi pecel, malah ada juga menu 'custom', yaitu nasi pecel dicampur kuah rawon, gimana ya rasanya?
Harga seporsi rawon dan pecel Rp 16 ribu, dan Rp 3 ribu untuk segelas es teh, murah kan, otal Rp 57 ribu yang saya keluarkan untuk makan bertiga.
Oiya, Rawon Pecel Pucang ini hanya buka malam hari, dari jam 8 sampai jam 2 pagi.
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
KOMENTAR