GridOto.com - Knalpot standar sebenarnya sudah punya perhitungan.
Mulai dari panjang leher (header) hingga ukuran silincer.
Begitu juga dengan knalpot racing baik aftermarket atau besutan pabrik.
Biar maksimal, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan menggunakan knalpot racing.
(BACA JUGA: Kasihan! Balapan Mau Mulai, Pierre Gasly Malah Kena Penalti)
"Pertama, tutup lubang Secondary Air System (SAS) agar knalpot enggak nembak-nembak," buka Koko Adyaksa, manager Sportisi Motor Sport kepada GridOto.com di Rawamangun, Jakarta Timur.
Khusus buat motor injeksi piranti Piggyback sangat vital.
"Kami enggak mungkin ngotak-ngatik Electronic Control Unit (ECU) standar supaya dapat asupan bensin dan udara yang pas, bisa jebol nanti," ujar Koko.
"Makanya kita menggunakan Piggyback, mengaturnya dari situ," tambahnya.
(BACA JUGA: Sayang Sekali, Dimas Ekky Jatuh dan Turun 8 Posisi di Balapan FIM CEV Barcelona)
Terakhir baru pengujian melalui Dyno Test.
Oiya, Dyno Test adalah pengujian performa mesin motor dengan melihat power (tenaga) dan torque (torsi), berdasarkan putaran ban (on wheel).
Pengujian performa mesin motor dilakukan di atas mesin Dynamo Meter.
"Di dalam Dyno Test kami juga melakukan beberapa penyetting Piggyback sehingga knalpot racing bisa berfungsi maksimal," tambahnya.
Editor | : | Luthfi Anshori |
KOMENTAR