GridOto.com - Fitur keyless system yang memungkinkan seseorang menghidupkan kendaraan tanpa kunci kontak, seolah jadi simbol teknologi yang modern saat ini.
Di Indonesia, fitur ini juga sudah mulai banyak diterapkan pabrikan mobil, bahkan motor sekalipun.
Tapi, ternyata teknologi ini punya dampak buruk bagi penggunanya.
Tidak main-main, keyless system bahkan telah menyebabkan setidaknya 28 orang meninggal di Amerika.
(BACA JUGA: Mau Buka Bengkel? Segini Nih Harganya Kompresor Mini Tabung 30 Liter!)
Kok bisa begitu sih, dimana hubungannya?
Kematian yang disebabkan oleh keyless system ini disebabkan oleh keracunan.
Oh iya, ngomong-ngomong kasus yang terjadi di Amerika ini menimpa pengendara mobil ya.
Oke, kita kembali lagi dengan hubungan antara keyless system dan keracunan.
(BACA JUGA: Umumkan Penjualan, Honda Jazz Jadi Jawara di Segmen Hatchback)
Jadi, keyless system yang menawarkan 'kesimpelan' itu, ternyata juga kerap membuat pengendara jadi lalai.
Pasalnya dengan keyless system yang menghilangkan fungsi kunci, banyak yang sering lupa mematikan mesin mobilnya saat mobil sudah dimasukkan ke garasi rumah.
Apalagi sekarang mobil-mobil juga punya mesin yang cenderung senyap.
Hasilnya, jelas rumah jadi tercemar gas karbon monoksida yang terus keluar sebagai hasil pembakaran mesin mobil.
Michael Sobik adalah salah satu yang masih beruntung bisa lolos dari bahaya ini.
(BACA JUGA: Daftar Harga Toyota All New Yaris Mei 2018, Mulai Rp 235 jutaan)
Seperti dilansir dari The New York Times, kala itu Sobik terbangun dari tidurnya dan mencium bau asap di rumahnya.
Seketika itu pula ia langsung mual dan sesak hingga berusaha keluar rumah.
Ia juga mendapati istrinya tak mampu bangun dari tempat tidur karena telah keracunan gas, hingga ia terpaksa menyeretnya keluar.
"Saya tidak bisa bernapas, saya terengah-engah," kata istri Sobik, sambil mengingat saat suaminya berteriak padanya untuk keluar.
Nah, jadi itu dia sob bahayanya keyless system, sering bikin lupa.
Kalian yang punya fitur ini di mobilnya, lebih waspada ya sob.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | The New York Times |
KOMENTAR