GridOto.com- Serbuan mobil China dalam beberapa tahun terakhir ini, cukup membuat brand Jepang kalang kabut.
Terlebih, mobil asal Negeri Tirai Bambu ini menyentuh hal yang cukup fundamental yakni harga.
Bisa dibayangkan mobil sekelas MPV seperti Wuling Confero harganya jauh lebih murah dari produk mobil Jepang seperti Toyota Avanza atau Mitsubishi Xpander.
Perbedaan harga antara mobil China dan Jepang di kelas yang sama bisa mencapai hampir 50 persennya.
Kecurigaan overprice jatuh kepada mobil Jepang.
(BACA JUGA : Blak-Blakan Johnny Darmawan, Godaan Terjun Lagi Ke Dunia Otomotif ?)
Bahkan seorang petinggi mobil China secara tegas menyebutkan harga mobil Jepang kemahalan.
Terhadap tuduhan mobil Jepang overprice ini, Johnny Darmawan memberikan komentarnya.
“Begini, harus dipahami R&D (research & development) China itu sangat murah. Mereka itu kan copy paste dari produk yang sudah ada,” bilang Johnny.
Johnny mengatakan R&D itu sangat luas, mulai dari desain, mesin, teknologi dan lainnya.
Ia menjelaskan soal riset di mesin itu sangat banyak.
“Lubang baut saja harus diriset. Belum lagi teknologi supercharge, hybrid itu kan study-nya lama dan memakan biaya. Beban inilah yang menjadi item cost harga produk Jepang terkesan mahal,” ulasnya.
Ia sedikit bercerita kilas balik kejadian yang sama juga berlaku pada saat mobil Jepang dikomparasi terhadap mobil Amerika.
(BACA JUGA : Tersingkir di Lap Pertama, Nico Hulkenberg Geram dengan Romain Grosjean)
Menurut Johnny, waktu brand Jepang bersaing dengan brand Amerika, harga mobil Jepang lebih murah dari Amerika.
“Saat itu riset Jepang mengcopy brand Amerika. Tetapi perusahaan Jepang hebat, saat posisi perusahaan Amerika sedang top, Jepang ambil (mengkopi) teknologi Amerika. Sebaliknya, ketika kondisi Amerika menurun, Jepang improved sehingga mereka berhasil,” jelasnya.
Cara yang dilakukan China saat ini meniru Jepang ketika bersaing dengan Amerika. Akan tetapi, Johnny sangat yakin kondisi ini akan bergerak terus.
“Coba aja nanti lihat (harga mobil China) akan mahal. Sebentar lagi deh,” kata Johnny.
Faktor lain yang membuat harga produk China lebih murah karena volume.
Di negaranya, mereka memproduksi dalam jumlah besar karena populasi sangat besar.
Jadi menurut Johnny, harga mobil Jepang yang mahal ini bukan kecurangan.
“As a basic quality Jepang tidak cheating,” cetusnya.
Salah satu cara untuk menekan cost production, pabrikan Jepang melakukan berbagai langkah strategis.
Misalnya kolaborasi antar merek.
“Itu sudah terjadi, namanya sharing volume. Di zaman saya dulu menggabungkan 2 merek seperti Toyota Dyna dengan Isuzu. Memang penggabungan ini enggak mudah. Masing-masing pihak punya pride. Tapi harus dilakukan untuk efisiensi. Sekarang melakukan hal ini sudah enggak malu-malu lagi,” tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR