GridOto.com – Dilepas dengan harga Rp 488,5 juta untuk varian berkelir single tone dan Rp 490 juta untuk yang dual tone, Toyota C-HR dianggap oleh sebagian orang sebagai SUV yang mahal.
Di kelasnya, bersemayam nama-nama besar seperti Mazda CX-3 GT yang dihargai Rp 438,8 juta atau Honda HR-V 1.8 CVT Mugen yang dilego Rp 407,5 juta.
(BACA JUGA: Target Penjualan Toyota C-HR Dinilai Terlalu Kecil, Apakah TAM Pesimis?)
Benar, kedua SUV yang sepantar dengan Toyota C-HR itu dibanderol lebih murah.
Lalu apakah isu harga itu menghambat penjualan Toyota C-HR?
Nyatanya, sejak rilis pertengahan April lalu, Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) Toyota C-HR sudah menyentuh 115 unit.
Meski sangat kecil untuk kebanyakan kuota mobil-mobil Toyota di Indonesia, tapi jumlah itu seirama dengan target yang dicanangkan PT Toyota Astra Motor yakni 110-140 unit per bulan.
“Dari 115 unit yang dipesan, 70% pembelinya berasal dari Jakarta,” ucap Rouli Sidjabat, Public Relations Manager PT Toyota Astra Motor di sela-sela acara Toyota C-HR Media First Impression, Jakarta (2/5).
Lalu dari 115 unit itu, 76% pembelinya memilih Toyota C-HR berwarna single tone.
Rouli juga menambahkan, bahwa target konsumen Toyota C-HR adalah mereka yang tidak menjadikan harga sebagai isu utama.
Di antaranya, eksekutif muda atau kalangan pehobi SUV yang sudah mapan secara finansial.
Ulasan tentang First Drive Suzuki Ertiga, klik di sini:
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR