GridOto.com - Sebuah mobil yang enggak pernah menelan nyawa pengemudi atau penumpangnya selama 16 tahun, jelas sebuah prestasi yang luar biasa.
Dikutip GridOto dari telegraph.co.uk, mobil yang sudah terjual 50.000 unit di Inggris ini memang belum pernah memakan korban jiwa.
Penasaran apa mobilnya? Ternyata keluaran Volvo!
Adalah seri Volvo XC90 yang pertama kali diluncurkan tahun 2002 ini yang dianggap sebagai mobil paling aman di Inggris.
(BACA JUGA: Tampang Luarnya Volvo Jadul, Tapi Aslinya...)
Menurut laboratorium Thatcham Research di Inggris, yang bikin spesial mobil SUV ini adalah fitur pengeremannya yang canggih.
Itu berkat fitur Autonomous Emergency Braking (AEB) yang bisa membuat mobil melakukan pengereman secara otomatis saat ada potensi tabrakan.
Fitur ini bekerja dengan sensor yang mendeteksi gerakan kendaraan lain di depan dan belakang mobil.
Perkembangan lebih lanjut dari sistem AEB ini sudah bisa mendeteksi gerakan pejalan kaki di trotoar saat melakukan manuver seperti sedang mundur keluar dari parkiran.
Memang sistem AEB ini cukup mahal, tapi efektif untuk mengurangi risiko tabrakan hingga 38 persen.
Malah laboratorium Thatcham Research mengungkapkan kalau AEB adalah salah satu perkembangan yang signifikan untuk menyelamatkan nyawa pengemudi setelah penemuan sabuk pengaman.
Uniknya, mobil pertama yang menggunakan sabuk pengaman ternyata mobil Volvo lho...
Itulah yang menyebabkan nama Volvo terkenal sebagai mobil yang aman.
(BACA JUGA: Wih, Segini Jumlah Penjualan Truk Volvo di Indonesia)
Malah sampai ada banyak meme di dunia maya yang berkelakar kalau Volvo itu bukan mobil, tapi tank.
Tapi sobat harus ingat, rekor ini dicatatkan di Inggris yang lalu lintasnya lebih rapi dibandingkan Indonesia.
Kalau fitur AEB di Volvo XC90 ini diaktifkan di jalanan Indonesia, mungkin yang ada mobil jadi enggak mau maju-maju.
Sebabnya jelas, terlalu banyak gerakan mendadak seperti motor yang asal slonong sampai pejalan kaki yang asal menyeberang jalanan, hehehe...
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | telegraph.co.uk |
KOMENTAR