GridOto.com-Bahu jalan yang terdapat di jalan tol memiliki fungsi utama sebagai jalur darurat.
Maksudnya jalur darurat adalah sebagai tempat berhenti bagi mobil yang mengalami masalah di jalan tol seperti mogok dan ban kempis.
Selain itu, bahu jalan digunakan bagi arus lalu lintas pada keadaan darurat seperti untuk jalur evakuasi rescue jalan tol, polisi atau paramedis.
"Kalau di negara-negara lain bahu jalan memang murni difungsikan sebagai jalur pemberhentian darurat, tapi berbeda dengan di Indonesia," buka Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) saat diwawancarai oleh GridOto.com.
Bahu jalan di Indonesia sering digunakan untuk menyalip kendaraan lain atau digunakan sebagai jalur tambahan saat macet.
(BACA JUGA: Ini 4 Langkah Mudah Untuk Memaksimalkan Bagasi Nissan Grand Livina)
Sebuah survei yang dilakukan majalah Auto Bild pada 2011 menyebutkan dalam waktu 1 jam ada 240 mobil yang melakukan pelanggaran bahu jalan tol dalam kota Jakarta.
Padahal menggunakan bahu jalan untuk menyalip itu sangat berbahaya.
Penelitian PT Jasa Marga pada 2009, dari 2.048 kecelakaan yang terjadi di jalan tol tahun itu, sekitar 18,67% atau 382 kecelakaan disebabkan penyalahgunaan bahu jalan.
"Perilaku inilah yang kemudian menjadikan bahu jalan di Indonesia tidak sepenuhnya aman untuk keadaan darurat," sambung Jusri.
Menurut Jusri, jika ban mobil kempis dan Anda ingin melakukan penggantian ban, sebaiknya lakukan di bahu jalan yang memiliki area tambahan di sampingnya.
"Lebih aman lagi lakukan penggantian ban di rest area terdekat," tambahnya lagi.
(BACA JUGA: Ini 5 Tips Memperbaiki Bodi Mobil di Bengkel Ketok Magic)
Menurutnya, lebih baik menjalankan mobil yang kempis secara perlahan di bahu jalan sampai menemukan dua tempat aman tersebut.
Jika mobil tidak bisa dijalankan dan mesti berhenti di bahu jalan, segera nyalakan lampu hazard.
Kemudian pasang segitiga pengaman sekitar 100 m dari belakang mobil.
Sehingga bila ada pengemudi nakal yang melibas bahu jalan, ia memiliki ruang untuk mengerem atau menghindar.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR