GridOto.com-Mengganti ECU (Electronic Control unit) standar dengan stand alone engine management system atau ECU aftermarket (ECU stand alone) merupakan langkah puncak dalam teknik modifikasi komputer mobil.
Ini ibaratnya melakukan penggantian "otak" mobil.
ECU aftermarket kelebihannya bisa diprogram atau di-tuning sesuai dengan kebutuhan atau ubahan yang dilakukan pada mesin.
ECU stand alone ini umumnya baru dipakai di mobil yang sudah banyak menjalani ubahan atau modifikasi mesin, jarang sekali dipakai di mobil standar.
Untuk mobil standar teknik remapping, rechipping, dan instalasi piggyback sudah mumpuni.
(BACA JUGA: Ini Teknologi Wajib Di Mesin Mobil Modern Di Indonesia)
Umumnya ECU aftermarket dibagi dalam dua jenis, yaitu close loop dan open loop.
Tipe cloose loop itu cara kerjanya mirip ECU standar, pengaturan yang bisa dilakukan tidak terlalu banyak, dan variasi penyetelannya terbatas.
Makanya tipe ini biasanya diaplikasikan untuk mobil modifikasi yang masih legal dipakai di jalan raya.
Tipe open loop memiliki pengaturan lebih advance dan mempunyai variasi setelan yang lebih banyak.
Tak heran, model ini banyak dipakai di mobil yang speknya khusus buat kompetisi (balap).
ECU aftermarket ini dibekali banyak fitur canggih.
(BACA JUGA: Ini 7 Fitur Yang Terdapat Di Transmisi Otomatis)
Contohnya fitur flat shift yang berguna menurunkan putaran mesin secara otomatis saaat pindah gigi dan barometric controller untuk analisa suhu dan kelembaban.
Ada juga fitur auto lock up untuk mengatur perpindahan gigi dan auto retard/knocking controller buat memundurkan waktu pengapian secara otomatis saat pakai bensin jelek.
Ini semua membuat harga ECU stand alone jauh lebih mahal dibanding piggyback.
ECU stand alone ditawarkan dengan harga Rp 15-40 juta.
Untuk pembuat ECU aftermarket contohnya adalah MoTeC, Haltech, AEM, dan HKS.
(BACA JUGA: Wuih, Ini Yang Namanya Automated Manual Transmission Alias AMT)
Oh ya, walau canggih, pada beberapa mobil tidak semua fungsi atau fitur bisa dikontrol oleh ECU aftermarket.
Contohnya sistem Air Conditioner (AC) dan sistem elektrikal seperti panel instrumen dasbor dan audio.
Kalau begini, biasanya ECU standar tetap dipasang untuk mengontrol fitur atau fungsi yang tidak bisa ditangani ECU aftermarket sedang ECU aftermarket khusus dipakai mengelola setelan mesin saja.
Jadi mobil tersebut memakai 2 buah ECU, yaitu ECU standar dan aftermarket.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR