GridOto.com - Pekerjaan seperti apa yang berjasa saat banjir besar kemarin (15/2/2018) di Jakarta?
Salah satu lokasi banjir besar kemarin di kawasan Kepala Gading, Jakarta, Utara.
Di salah satu sudut di kolong Jalan Tol Ir Wiyoto Wiyono, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dipenuhi sejumlah motor yang terparkir sembarangan kemarin sore.
Motor-motor tersebut mogok akibat dipaksa pengendaranya untuk melintasi Jalan Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, yang terendam banjir siang kemarin.
(BACA JUGA: Bengis! Video Detik-detik Vespa Culun Bisa Tinggalin Kawasaki Ninja 150)
Anto, warga Kelapa Gading, terlihat sibuk membedah sebuah motor yang terletak di hadapannya.
Ia bukanlah pemilik motor tersebut.
Ia hanya seorang montir dadakan yang ingin memanfaatkan momen banjir tersebut.
Nah, montir dadakan atau mekanik jadi pekerjaan yang berjasa saat banjir besar kemarin.
"Saya biasanya narik ojek online. Cuman, kalau hujan begini kan susah narik ya, akhirnya saya ke sini bantu-bantu. Setiap banjir selalu ke sini buat jadi montir," kata Anto yang pernah membuka usaha perbengkelan itu.
Sebagai montir dadakan, Anto mengaku tak mencari keuntungan.
"Ya, istilahnya kita saling membantu ya, Mas. Kita di sini juga enggak mematok harga ya, sesuai keikhlasan saja," katanya.
Walau tak mematok harga, Anto mengaku penghasilannya sebagai montir dadakan cukup tinggi.
"Kalau jumlah motor yang diberesin sih enggak kehitung ya, cuma kalau uangnya bisa sampai ratusan ribulah. Lumayan nutup uang narik ojek," katanya.
(BACA JUGA: Makin Enggak Aman, Video Maling Ternyata Bisa Bongkar Kunci Motor Setang Kanan)
Rasup, montir dadakan lainnya, menyebut ia dapat memperoleh uang hingga Rp 35.000 untuk setiap motor yang berhasil diperbaikinya.
"Sekali servis rata-rata sih Rp 35.000 ya, kadang ada juga yang ngasih Rp 20.000. Sama-sama tahu aja sama pelanggan biaya servis kira-kira berapa," kata Rasup.
Rasup menuturkan proses servis motor di sana dapat berlangsung selama 15 menit hingga satu jam.
"Masalahnya sih simpel ya, paling mesinnya mogok. Cuman, motornya kan macam-macam. Kalau (motor) bebek sih gampang, nah kalau matic atau model jadul gini baru susah, bisa satu jam sendiri ngerjainnya," kata Rasup.
Oleh karena itu, Rasup mengaku penghasilannya sebagai montir dadakan tidak pasti.
"Ya misalkan satu motor Rp 35.000, tapi kalau satu motor ngerjainnya lama ya yang kita dapat juga enggak banyak," katanya.
Sore itu, setidaknya ada puluhan pengendara motor yang terbantu oleh para montir dadakan seperti Anto dan Rasup.
Mereka terbantu oleh orang-orang yang bisa melihat peluang bahwa dalam setiap kesempitan selalu ada kesempatan.
Artikel sudah ditayangkan Kompas.com dengan judul Montir Dadakan, Mendulang Rezeki di Tengah Banjir
Editor | : | Niko Fiandri |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR