GridOto.com - Tahun 2017, pasar motor Indonesia kedatangan beberapa skutik mahal, harganya di atas Rp 190 juta loh! Ada apa saja?
MP3 500 Business LT ABS/ASR
Pertama adalah varian terbaru yang dirilis PT Piaggio Indonesia (PI).
Rodanya cuma tiga tapi harganya setara dua unit Toyota New Agya yang pakai empat roda hehe.
Menurut Robby Gozal, PR & Communication Manager PT Piaggio Indonesia dibanderol Rp 280 juta On The Road Jakarta.
Itu berarti MP3 500 Business lebih mahal dari dua unit Toyota New Agya yang satunya dibanderol di kisaran Rp 132 jutaan.
Ciri khasnya, dua roda MP3 500 Business di depan ditopang dengan 4 lengan alumunium yang terhubung dengan berbagai link dan bearing sampai ke setang atau disebut parallelogram.
Piaggio MP3 ini juga merupakan skuter 3 roda pertama di dunia dilengkapi Anti-lock Braking System (ABS), yang terhubung dengan Acceleration Slip Regulation (ASR) atau bahasa umumnya traction control.
Adanya ASR ini akan mencegah roda belakang dari selip karena dengan mesin hampir 500 cc ini cukup mudah roda belakang tergelincir.
Mesinnya 493 cc berkat bore 94 mm dan stroke 71 mm, MP3 500 Business diklaim tenaga maksimumnya 38,2 dk di 7.250 rpm dan torsi 45,5 Nm pada 5.000 rpm.
Vespa 946 RED Edition
Skutik ini dijual seharga Mitsubishi Xpander, meski begitu spesifikasi teknisnya tidak terlalu istimewa.
Harganya 199 juta on the road Jakarta, tapi mesinnya hanya 155 cc 4 tak dengan konstruksi kepala silinder 3 klep.
Pengabutan bahan bakarnya sudah injeksi tentunya lengkap dengan catalytic converter untuk standarisasi Emisi Euro 4.
Transmisinya CVT dan pendinginan mesinnya masih cooling system-nya tanpa radiator alias masih pendingin udara.
Tapi bukan masalah mesin, Vespa 946 RED Edition menggoda pecinta Vespa karena eksklusifitasnya.
Vespa 946 Red merupakan seri limited edition seperti yang pernah dipasarkan sebelumnya.
Tiap serinya, di Indonesia jumlahnya hanya puluhan, pemiliknya pun akan sangat terbatas.
Kali ini pakai nama RED karena bekerjasama dengan yayasan amal dunia, RED, yang bergerak di pemberantasan HIV/AIDS.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR