Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Wuih! Yamaha XJ650 Ternyata Sudah Duluan Pakai Turbocharger Ketimbang Supercharger di Kawak H2

Dimas Pradopo - Rabu, 27 Desember 2017 | 20:45 WIB
Yamaha XJ650T Turbo
Yamaha
Yamaha XJ650T Turbo


GridOto.com - Jangan kira teknologi force induction pada motor cuma ada di Kawasaki H2 lewat supercharger, Yamaha juga pernah bikin motor berteknologi serupa yaitu di Yamaha XJ650 Turbo.

Yup, sesuai namanya, bedanya teknologi force induction yang dipakai adalah turbocharger atau biasa disebut turbo!

Dan jangan kaget kalau force induction pada mesin Yamaha ini sudah lebih dulu diluncurkan jauh sebelum Kawasaki menciptakan H2.

Tepatnya pada tahun 1981 atau di gelaran Tokyo Motor Show di tahun tersebut, motor yang didesain menggunakan half fairing ini diluncurkan.

Ruang bakarnya 653 cc, empat silinder dengan dua klep di tiap silindernya.

Yang unik, meski sudah pasang turbocharger, tapi masih karburator. Karburatornya Mikuni berdiameter 30 mm sebanyak 4 buah.

Yamaha XJ650T Turbo
Yamaha
Yamaha XJ650T Turbo

Dibekali dengan turbin turbo keluaran Mitsubishi, diameternya 39 mm dengan boost cuma 7,7 psi.

Putaran turbin ini bisa berkitir sampai 170.000 rpm, bukan putaran mesin ya, tapi putaran turbonya.  

Hasilnya, power tembus 90 dk di 9.000 rpm dan torsinya mencapai 81,7 Nm pada 7.000 rpm.

Sebagai perbandingian, Yamaha XJ750D yang tanpa turbo tapi bermesin sama cuma 70 dk pada 9.000 rpm dan torsi maksimumnya 60,8 Nm di 7.000 rpm.

Bedanya signifikan banget bro! Sayangnya inovasi Yamaha pada mesin berturbo tak lagi dikembangkan.


Apa beda Supercharger dan Turbocharger?

Peningkatan tenaga menggunakan peranti forced induction ide utamanya adalah memasukkan udara lebih padat ketimbang sedotan asli mesin.

Caranya dengan memanfaatkan turbin kecil untuk meniupkan udara lebih banyak.

Turbin ini pada supercharger, putarannya biasa diambil dari mesin, maka banyak yang menyebut efisiensinya tidak sebaik turbo.

Namun efek dari supercharger lebih spontan, karena putarannya sudah terjadi sejak stasioner dan putaran rendah.

Sedangkan turbocharger, turbinnya sendiri berputar karena tiupan gas buang dari knalpot.

Meski tak membebani mesin, turbo pun punya kelemahan, seperti adanya  turbo lag.

Biasa terjadi pada putaran rendah kala embusan gas buang masih kecil.

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

YANG LAINNYA

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa