GridOto.com - Motor yang sedikit banyak mengadopsi gaya cafe racer ini adalah karya kedua Death Machines of London (DMOL).
Walaupun kru builder ini masih terhitung baru berdiri, tapi karya mereka enggak main-main.
Kru asal Inggris ini punya karya berbasis Triumph Thruxton 900 lansiran 2007 yang diberi nama “Up Your Coppers”.
Lihat saja detailnya, ada banyak komponen yang dilapis atau terbuat dari copper (tembaga).
Yang paling mencuri perhatian sudah pasti head silinder dan pelek, kedua komponen ini dilapis dengan tembaga.
Untuk lampu depan juga berani tampil unik seakan memberi kesan bahwa lampu ini seolah baru setengah jadi.
(Baca juga: Kenalin Bor! Si Mesin Tempur Honda Dari Dekade 1980-an)
Tapi jangan salah Bor, lampu LED ini udah pakai spek kendaraan militer lho, entah kru satu ini dapat dari mana.
Dibagian tengah motor selain ada sabut kulit yang memeluk si tangki juga ada jok yang terbuat dari kayu.
(Baca juga: Pemilik Honda XR600 Supermoto Ini Enggak Punya Tangan )
Boleh pecaya atau tidak, ternyata jok ini terbuat dari 17 bagian untuk mengejar bentuk jok ergonomis dan tampilan pola kayu yang unik. Gokil!
Dan coba deh perhatikan buritan belakang, selain tampil minimalis dan bersih ada hal unik di lampu rem.
(Baca juga: Gaya Motor Custom Selera Anak Skate, Keren!)
Yaps! Lampu rem ini juga menjadi kedok untuk keluaran knalpot. Kok ngga meleleh ya Bor itu lampu remnya yang dari plastik?
Rahasianya kru DMOL pakai muffler berbahan serat karbon dan pipa knalpotnya diberi ceramic coating.
Jadi suhu di muffler tidak lah sepanas apabila memakai bahan logam, namun suhu di pipa knalpot tetap terjaga .
Tak hanya itu saja lho Sob, keunikan motor ini sebetulnya sangat banyak.
Namun untuk diketahuin motor ini juga pakai komponen pesawat tempur jaman Perang Dunia II.
Thruxton ini menggunakan magneto (tombol switch) dari pesawat Supermarine Spitfire Mk1.
Komponen ini diaplikasi untuk menyalakan kelistrikan motor (seperti engine cut-off) dan satu lagi untuk starter motor.
Editor | : | Ivan Casagrande Momot |
Sumber | : | Death Machines of London |
KOMENTAR