GridOto.com–EGR atau Exhaust Gas Recirculation saat ini digunakan oleh mobil bensin dan diesel.
“EGR digunakan untuk mengurangi emisi, dengan mengembalikan gas sisa pembakaran (NOx) kembali ke intake manifold,” ujar Sanusi, Workshop Head Isuzu Astra Biz Centre BSD, Tangerang.
Saat ini EGR banyak digunakan, khususnya pada mobil bermesin diesel.
“Saat ini EGR banyak digunakan oleh mobil diesel, berkaitan dengan aspek efisiensi BBM dan mengurangi emisi,” jelas Sanusi.
Pada mesin konvensional bukaan katup EGR dipengaruhi oleh kevakuman di intake manifold.
(BACA JUGA: Cara Membuat Kolong Mobil Tetap Bersih Mengilap, Gampang Banget)
“Cara kerjanya, dengan memanfaatkan pegas diafragma untuk buka-tutup katup EGR, untuk mengatur pegas diafragma digunakan slang vakum yang terhubung ke intake manifold,” papar Sanusi.
Pada EGR modern pembukaan EGR valve disesuaikan atau diatur secara elektris oleh ECM (Engine Control Module)
“Di mesin modern pegas diafragma diganti dengan EGR motor yang diatur oleh ECM, dengan data dari beberapa sensor seperti air temperature sensor, engine temperature sensor, dan manifold absolute pressure sensor,” lanjut Sanusi.
EGR biasanya dilengkapi komponen EGR cooler karena gas buang memiliki temperatur yang tinggi.
(BACA JUGA: Cara Mudah mendeteksi Masalah Pada Saluran Bahan Bakar Mobil)
“Gas exhaust akan dimasukkan kembali ke ruang bakar, tapi sebelumnya didinginkan lewat EGR cooler,” imbuh Sanusi.
Perlu diketahui, pada mesin bensin EGR menyalurkan gas buang sebanyak 5-15 persen.
Sementara pada mesin diesel, gas buang yang dimasukan kembali ke intake manifold bisa mencapai 50 persen.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR