GridOto.com – Dihukumnya Max Verstappen pada GP F1 Amerika (22/10/2017) berbuntut sampai ke ancaman pembunuhan.
Pembalap tim Red Bull Max Verstappen gagal naik podium karena mendapat penalti lima detik akibat memotong lintasan di sirkuit Austin, Texas, Amerika.
Max Verstappen, ayahnya yang mantan pembalap F1 Jos Verstappen dan tim Red Bull, marah besar.
Max Verstappen bilang pengawas lomba itu ‘idiot’ dan ‘membunuh Formula 1’.
(BACA JUGA: Max Verstappen Enggak Mau Minta Maaf, Sebut Pengawas Lomba GP F1 Amerika 'Idiot')
Pengawas pembalap di Austin adalah Radovan Novak, Mika Salo dan Garry Connelly.
Nah, Mika Salo mengungkapkan bahwa ia telah menerima ancaman pembunuhan.
Mika Salo adalah mantan pembalap F1 asal Finlandia yang kini berusia 50 tahun.
Diberitakan f1i.com, setelah balapan, halaman Wikipedia Salo digali dan diedit dengan komentar palsu.
"Sebagai stewards FIA, dia membantu Ferrari dengan memberi hukuman Max Verstappen yang tidak masuk akal, yang melukai perasaan fans Belanda dan membuat mereka menangis seperti anak-anak."
Para pelaku juga memasukkan teori konspirasi aneh.
"Akhir-akhir ini dia dibayar oleh Ferrari sebagai stewards independen untuk memastikan Ferrari akan menjadi juara dunia lagi."
Halaman itu akhirnya dibersihkan, tetapi Mika Salo jelas tidak senang dengan ancaman terhadap hidupnya.
"Saya telah menerima ancaman pembunuhan, terutama dari Belanda," katanya kepada media Finlandia, SuomiF1.
"Perubahan dalam artikel Wikipedia adalah lelucon yang menyenangkan, tapi ancaman bagi saya dan anggota dewan juri lainnya tidak boleh ditolerir," jelasnya.
Menurut Salo, pengawas lomba bersikeras bahwa mereka telah melakukan hal yang benar sesuai peraturan.
Verstappen dihukum karena mobilnya keluar trek dan dianggap mengambil keuntungan saat bertarung dengan pembalap Ferrari asal Finlandia, Kimi Raikkonen.
"Itu adalah hukuman, tapi peraturan adalah peraturan," kata Salo yang balap F1 untuk tim Lotus, Tyrrell, Arrows, BAR, Ferrari, Sauber dan Toyota.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | f1i.com |
KOMENTAR