GridOto.com - Kecuali untuk Spanyol atau Italia, pebalap-pebalap lokal susah jadi yang terbaik saat ajang balap MotoGP digelar di halaman rumahnya sendiri.
Pun begitu dengan Jepang yang memiliki ajang seri MotoGP berlangsung di Sirkuit Twin Ring Motegi.
Terakhir kali pebalap Jepang berjaya di rumahnya sendiri terjadi lebih dari sedekade silam.
Pada ajang MotoGP 2004, Makoto Tamada berhasil menjadi yang terdepan. Ironis, karena itu adalah pertama kalinya sirkuit Motegi menjadi tuan rumah kembali dan tak pernah absen hingga saat ini.
Padahal, dahulu pebalap Jepang menjadi andalan dan diwaspadai.
Saking hebatnya, predikat pebalap negeri Matahari Terbit itu pun sampai dianggap pantas untuk menyandang predikat perwakilan pebalap MotoGP dari Asia.
Merujuk situs resmi MotoGP, Daijiro Kato dinobatkan menjadi salah satu legenda ajang balap motor tersebut. Sayang, Kato tak bisa membalap hingga kariernya berakhir.
Pasalnya, nyawa Kato melayang karena kecelakaan dalam sesi latihan akibat hilang keseimbangan di sirkuit Suzuka pada 2003 silam.
Kato bukan satu-satunya pebalap berbakat Jepang yang wafat di lintasan balap.
Shoya Tomizawa merupakan pebalap MotoGP juga meregang nyawa pada usia 19 tahun di lintasan balap MotoGP seri San Marino 2010 dalam sebuah kecelakaan tunggal.
Sementara itu Norifumi 'Norick' Abe, salah satu pebalap paling fenomenal Jepang, meninggal pada 2007 silam akibat kecelakaan di jalan raya.
Pebalap yang gaya balapnya menjadi panutan Valentino Rossi itu tewas usai menjalani masa kritis di rumah sakit.
Abe, Kato, dan Tomizawa kemudian menjadi bayang-bayang regenerasi pebalap-pebalap Jepang untuk berprestasi.
Editor | : | Akbar |
KOMENTAR