GridOto.com - Meningkatnya jumlah kendaraan di Indonesia terutama Jakarta dituding sebagai penyebab utama macet parahnya di jalanan.
Benarkah kemacetan terjadi karena jumlah kendaraan di Indonesia sudah kebanyakan?
Untuk menimalisir, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono berencana melakukan komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menekan angka penjualan kendaraan.
"Saya akan bicara dengan sektor lain misalnya dengan OJK, kalau nyicil mobil itu kalau bisa jangan dipermudah dong. Kemudian baru nanti tahap berikutnya adalah pembatasan pemilik kendaraan," kata Bambang kepada GridOto.com di Gedung Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis (18/10/2018).
(BACA JUGA: Ini Perkiraan Biaya Servis Honda CR-V yang Terjun Di Magetan, Bisa Beli Toyota Avanza Bekas 2017!)
Bambang mengaku, hal itu dilakukan untuk menimalisir masyarakat yang ingin memiliki kendaraan lebih.
"Misalnya 1 orang hanya boleh satu atau dua kendaraan," ucapnya.
Tak hanya itu, Bambang menilai, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan para pelaku industri.
"Boleh industri, tapi jangan dijual di Jakarta misalnya, dijual di Papua, kan daerah lain masih banyak. Jadi jumlah industri yang ada di Jabodetabek akan kita batasi," ucapnya.
(BACA JUGA: Bikin Ulah Lagi, Kali Ini Marc Marquez Pakai Motor MotoGP di Pegunungan)
Karena transportasi publik yang memadai itulah, menurut Bambang, masyarakat punya pilihan untuk berkendaraan selain mobil pribadi.
"Saya katakan bahwa kita akan benahi dulu transportasi agar terintegrasi dengan baik," paparnya.
Ia menilai, Negara lain seperti Singapura sudah melakukan langkah tersebut.
"Kalau dikita kan belum, kita baru mengatur dan nanti akan ada upaya kesana. Kalau perkembangannya bisa diatasi tentu belum dalam waktu dekat ini, soalnya kita bicara soal pembatasan kendaraan," ungkapnya.
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR