GridOto.com – Pocket Bike digadang-gadang akan menjadi kelas baru di antara balap MiniGP dengan Sport.
Menyasar kelas pemula, Pocket Bike sengaja dibuat ringkas dan kecil agar sesuai dengan postur tubuh ridernya.
“Kelas khusus Pocket Bike rencananya menyasar usia 15 tahun ke bawah, 10 sampai 15-lah,” kata Asep Yusuf Hendra Permana alias Asep Hendro, Owner AHRS sekaligus mantan pembalap senior.
“Kalau misalkan dari MiniGP kan kelasnya anak-anak tuh. Jadi dari MiniGP langsung ke Pocket Bike, lalu ke Sport,” sambungnya saat berbincang dengan GridOto.com (17/9/2018).
(BACA JUGA: Siap Gantikan Balap Bebek, Pocket Bike Pakai Mesin Ninja 150 dan Tiru Desain Moriwaki)
Menurut Asep, penjenjangan karir balap seperti ini kurang lebih akan mirip dengan balap di luar negeri.
Meski begitu, Pocket Bike diklaim lebih murah karena motor akan diproduksi secara massal di dalam negeri.
“Kalau kita masukkan dari luar negeri kan bisa berapa puluh juta tuh motornya. Saya lagi hitung semua nih, Insya Allah mungkin awal tahun depan kami sudah ready, jadi dari sekarang sedang mengejar untuk produksi massal juga,” terang Asep yang berkantor di kawasan Depok, Jawa Barat.
Bersama dengan rekan-rekannya, bos dari produk aftermarket ini rencananya akan memproduksi sebanyak 100 unit Pocket Bike untuk tahap awal.
(BACA JUGA: Biar Penjenjangan Lebih Terarah, Mantan Pembalap Senior Bikin Kelas Baru di Antara MiniGP dan Sport)
“Sekarang masih pengembangan, nah prototype-nya seperti itu tadi kira-kira. Mesin sementara pakai punya ninja 150, ukuran roda 14 inci, sasis dan rangka bikin sendiri dari besi, desainnya mirip Moriwaki,” imbuhnya.
Lantas, kira-kira berapa harga jual motor balap yang disebut akan menggantikan kelas bebek ini?
“Kalau Pocket Bike dengan spek seperti yang sekarang ini, paling mahal kami jual Rp 25 jutaan sampai Rp 30 jutaan, tapi sudah benar-benar jadi buat balap,” jelas Asep.
“Saya sih penginnya bisa dijual secara resmi, agar bisa dipakai secara nasional. Tapi ya sekarang masih dikembangkan terus,” tutupnya.
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR