GridOto.com - Keberadaan ojek online (ojol) di masyarakat memang memunculkan berbagai pro dan kontra.
Di satu sisi, ojek online sangat membantu dari segi kepraktisan, juga dari segi biayanya yang cenderung lebih terjangkau.
Tapi, di sisi lainnya ojek online kerap bertindak 'sembarangan' di jalan raya, mulai dari mangkal di sembarang tempat, berjalan melawan arus, hingga masuk jalur Trans Jakarta.
Masalah yang paling umum ditemui mungkin maraknya driver yang mangkal di bahu jalan, atau trotoar.
Menanggapi hal ini, Alfred Sitorus, Ketua Koalisi Pejalan Kaki menyayangkan hal tersebut.
(BACA JUGA: Puaskan Konsumen, Indigo Auto Jual Mobil Bekas Berkualitas dengan Buy-back Guarantee)
Menurutnya, di awal kemunculannya, ojek online digadang-gadang menjadi salah satu pelopor tertib berlalu lintas.
"Tapi, lama-kelamaan ini sudah jauh dari harapan. Kenyataannya sekarang ini sudah seakan-akan menjadi wabah baru dengan kedok memakai aplikasi, dan ternyata dengan hadirnya ojek online ini tidak mengubah perilaku kita di jalan raya," ujar Alfred saat dihubungi GridOto.com.
"Kalau di lihat dari prinsip lalu-lintas, itu jelas sangat mengganggu lalu lintas pejalan kaki. Karena kalau kita lihat, fungsi trotoar itu apa sih? ya untuk pejalan kaki," ucapnya.
Ia mengatakan, perlu tindakan tegas dari pemerintah dan aparat berwenang terkait pelanggaran yang kerap dilakukan oleh para pengendara ojol.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR