GridOto.com – Persaingan oli pelumas OEM (Original Equipment Manufacturer) dengan produsen oli dikhawatirkan akan menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat.
Kebijakan pabrikan otomotif yang mewajibkan penggunaan oli OEM untuk produknya tentunya akan berdampak pada penjualan produsen oli lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, GridOto.com mengadakan wawancara eksklusif dengan seseorang yang ahli di bidang tersebut, yakni Paul Toar.
Paul Toar adalah Presiden Direktur oli Top1 yang juga menjabat Ketua Umum PERDIPPI (Perhimpunan Distributor Importir dan Produsen Pelumas Indonesia).
(BACA JUGA:Seken Keren: Nih Harga Motor Pelopor Matik Pertama di Indonesia)
Menurutnya, oli OEM ini akan menimbulkan persaingan tajam di pasar pelumas.
“Kira-kira tahun lalu, kami ada panel discussion mengenai genuine oil. Hadir dari YLKI, Pertamina, PERDIPPi, dan Shell,” jelas Paul Toar.
“Kami berikan paparan, genuine oil ini berbahaya, ini akan menimbulkan suasana persaingan yang tidak sehat,” lanjutnya.
Menurut Paul Toar, pabrikan otomotif tidak seharusnya menguasai oli yang memang juga bukan hasil produksinya sendiri.
(BACA JUGA:Manis Banget! Honda CG125 Hasil Kombinasi Chopper-Bobber)
Seperti diketahui, pabrikan kendaraan mewajibkan penggunaab OEM sebagai syarat garansi.
"Termasuk oli. Pada akhirnya produsen oli pun klabakan," sebut Paul.
Akan lebih baik, pabrik otomotif, jangan kuasai yang bukan hasil produksi mereka sendiri.
Bahkan saat ini, pabrikan otomotif asal Jepang juga bekerjasama dengan produsen oli asal Jepang sebagai oli OEM-nya.
“Jika terus seperti ini, akan terjadi persaingan usaha yang tidak sehat tentunya,” tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR