GridOto.com - Alur penembakan bos rental mobil oleh anggota TNI AL di rest area KM 45 tol Tangerang-Merak terungkap.
Ternyata bermula Honda Brio milik Ilyas Abdurrahman (48) pemilik rental mobil yang dijual oleh penyewa bernama Ajat Sudrajat Rp 23 juta ke seseorang berinisial IS.
Kemudian dibeli anggota TNI AL seharga Rp 40 juta.
"Setelah itu mobil ini dijual kepada AA yang merupakan oknum TNI AL. Harganya sudah naik jadi Rp 40 juta," ujar Kapolda Banten Irjen Suyudi Aryo Seto dalam konferensi pers di Jakarta, (6/1/25).
Kronologinya, kasus ini bermula pada 30 Desember 2024, ketika sebuah Honda Brio RS Urbanite berwarna oranye milik CV Makmur Raya, perusahaan rental kendaraan di Kecamatan Rajeg, dilaporkan hilang.
Pelapor, Agam Nasrudin, yang merupakan anak dari korban, menyebutkan Brio tersebut disewa oleh seorang warga Pandeglang bernama Ajat.
Belakangan terungkap, Ajat menggunakan dokumen palsu berupa KTP dan KK yang disiapkan oleh seseorang berinisial IH, yang saat ini masih dalam daftar pencarian orang (DPO).
Baca Juga: Coreng Nama Korps, Ini Peran Oknum Anggota TNI di Kasus Penggelapan Brio Rental
Setelah itu, Brio tersebut dipindahtangankan oleh IH kepada RH, yang kemudian menjualnya kepada IS seharga Rp 23 juta.
Dari IS, Honda Brio tersebut kembali dijual kepada seorang oknum TNI AL berinisial AA melalui perantara SY.
"Harganya sudah naik jadi 40 juta," ujar Suyudi.
AA kemudian membawa Brio tersebut dengan rencana perjalanan menuju Sukabumi.
Pihak CV Makmur Raya, termasuk Agam Nasrudin, ayahnya, dan staf perusahaan, memutuskan untuk melacak Brio tersebut secara mandiri setelah mengetahui GPS pada mobil tersebut sebagian besar telah dimatikan.
Berbekal satu GPS yang masih aktif, mereka mengikuti pergerakan Brio yang sempat terdeteksi di Pandeglang, hingga akhirnya terlokalisir di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Setibanya di lokasi, pihak rental mencoba mengambil kembali Honda Brio mereka.
Baca Juga: Penyewa Brio di Kasus Penembakan Bos Rental Terikat, Cara Main Terkuak
Namun, upaya ini memicu konflik antara pihak rental dan oknum TNI AL.
Situasi memanas hingga akhirnya terjadi penembakan yang menyebabkan salah satu pemilik rental tewas di tempat.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) TNI Angkatan Laut, Laksamana Madya Denih Hendrata pun mengakui prajuritnya tembak bos rental mobil di KM 45 tol Tangerang-Merak, (2/1/25).
Denih menyebutkan, dua dari tiga anggota TNI AL yang melakukan penembakan merupakan oknum anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska).
"Tiga orang itu, dua dari Kopaska Koarmada I, satu dari KRI Bontang," kata Denih dalam konferensi pers di Jakarta, (6/1/25) menukil Kompas.com.
Ia menjelaskan, insiden tersebut berawal dari persoalan pembelian mobil bodong.
Dalam insiden tersebut, ia mengakui bahwa ada anggota yang melakukan penembakan.
Baca Juga: Perintah Panglima TNI, Anggotanya yang Terlibat Penembakan Bos Rental Harus Terima Ini
"Insiden berpangkal dari permasalahan pokok yaitu pembelian mobil. Dalam insiden tersebut, diakui bahwa salah satu anggota melakukan tindakan penembakan," jelas Denih.
Penembakan itu menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu orang luka.
Denih menyebutkan, mulanya ia mendapatkan laporan ada tiga anggota Koarmada TNI AL yang dikeroyok orang tak dikenal.
Tiga anggota tersebut berinisial Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA.
"Di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di Rest Area Km 45 Tol Merak-Tangerang," kata Denih.
Denih menyebutkan, ketiga anggota Koarmada TNI AL itu sudah diproses hukum oleh Pusat Polisi Militer TNI AL.
"Kami ingin menegaskan sikap Angkatan Laut bahwa siapapun anggota kami jika terbukti bersalah kami akan tindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di TNI," kata dia.