Hasil Kajian, Ini Dampak Kualitas BBM yang Rendah Terhadap Kesehatan

Wisnu Andebar - Rabu, 18 Desember 2024 | 20:37 WIB

ilustrasi keadaan kota yang padat dan menghasilkan banyak polusi dari gas emisi kendaraan bermotor (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Institute for Essential Services Reform (IESR) melakukan analisis, terkait kualitas BBM terhadap aspek lingkungan, kesehatan dan ekonomi.

Salah satu yang disorot adalah dengan mendorong peningkatan kualitas BBM Indonesia ke standar Euro IV.

Kajian ini menunjukkan bahwa penerapan BBM Euro IV mulai dari 2025 hingga 2030 dapat mengurangi polusi udara di Jabodetabek, termasuk menurunkan polutan particulate matter (PM) 2.5 hingga 96 persen serta SOx, NOx hingga 82-98 persen.

Sedangkan tanpa perubahan, beban polusi dari kendaraan diestimasi akan meningkat sekitar 30-40 persen pada 2030 nanti, dikarenakan peningkatan jumlah kendaraan dan jumlah aktivitas transportasi.

BBM Euro IV memiliki kandungan sulfur setara 50 ppm.

Sebaliknya, lebih dari 90 persen BBM yang beredar di pasar Indonesia berkualitas rendah dengan kandungan sulfur tinggi, mencapai 150-2.000 ppm, tergantung jenis bahan bakarnya.

Tingginya kandungan sulfur dalam BBM menyebabkan rendahnya kualitas udara, meningkatnya masalah kesehatan, dan menambah biaya pengobatan.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR mengungkapkan, polusi udara di Jakarta telah menambah beban biaya kesehatan terkait polusi seperti pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit jantung iskemik.

Data BPJS menunjukkan klaim pengobatan terkait polusi udara di Jakarta hampir mencapai Rp 1,2 triliun pada 2023, dengan penyakit jantung iskemik berkontribusi sebesar Rp 471 miliar dan penyakit influenza, serta pneumonia sebesar Rp 409 miliar.

Baca Juga: Tilang Uji Emisi Akan Diterapkan Lagi, Polda Metro Jaya Bilang Tidak Tahu. Nah loh!