Lorenzo baru menampakkan taringnya pada musim keduanya bersama tim Borgo Panigale (2018), namun di situlah momen di mana strategi Marquez benar-benar dijalankan oleh Honda.
"Jadi aku bilang kepada Alberto Puig, bahwa ia harus merekrutnya (Lorenzo). Aku bilang bahwa itu adalah strategi terbaik buat kami dengan mengambilnya," lanjut pembalap 31 tahun tersebut.
"Jika tidak maka ia akan menang bersama Ducati, karena Lorenzo adalah Lorenzo," tegas Marquez.
Saat Ducati sudah tak senang dengan Lorenzo dan sebaliknya, legenda MotoGP itu malah mulai meraih kemenangan dan sebenarnya diprediksi akan semakin mengerikan pada musim selanjutnya.
Sayangnya di tengah hubungan renggang dengan Ducati, Puig tak mau menunggu momen terlewat dan merekrut Lorenzo.
Pikiran Ducati untuk mempertahankan Lorenzo sudah terlambat karena hadirnya Honda, hingga akhirnya Danilo Petrucci lah yang jadi rekan baru Andrea Dovizioso.
"Aku mulai memahaminya dan yakin 2018 akan berjalan dengan bagus, tapi awalnya sulit dan juga ada insiden yang mana Dovi juga jatuh," kata Lorenzo kala itu.
"Aku mulai mendengar rumor bahwa mereka berpikir menggantikanku dengan Danilo Petrucci yang harganya lebih murah dariku dan itulah momen saat aku mendengar telepon dari Alberto Puig. Jadi pada dasarnya, saat aku mulai menang dengan Ducati aku malah sudah membuat kesepakatan dengan Honda," tutur Lorenzo.
Kenyataannya strategi tersebut berhasil total, Ducati masih gagal meraih juara dengan duet Dovizioso dan Petrucci.
Sedangkan Lorenzo yang sebenarnya potensial bersama Ducati, kemudian mengalami nestapa dengan Honda pada 2019 silam dan akhirnya malah pensiun dini.